Suara.com - Ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo meninggal dunia karena kanker tenggorokan di Rumah Sakit TNI Tingkat III Slamet Riyadi, Surakarta, pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB.
Staf Khusus Presiden, Dini Shanti Purwono mengatakan Ibunda Presiden Jokowi sudah lama menderita kanker tenggorokan. Sujiatmi Notomiharjo meninggal dunia di usia 77 tahun.
"Benar. Beliau (Ibunda Jokowi) sudah lama sakit kanker tenggorokan," kata Dini saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (25/3/2020).
Kanker tenggorokan tumbuh di organ yang membantu manusia menelan, berbicara dan bernapas. Sebagaian besar kasus, kanker tenggorokan ini terjadi dari mulai belakang hidung hingga leher yang disebut faring.
Baca Juga: Usai Pemakaman Sang Ibunda, Jokowi Segera Bertolak Kembali ke Jakarta
Kanker tenggorokan termasuk penyakit yang pertumbuhannya sangat cepat. Karena itu, penyakit ini perlu perawatan medis sejak dini untuk menjaga kualitas hidup penderitanya.
Sementara itu, kanker tenggorokan bisa berkembang karena adanya mutasi DNA di dalam gen, yang berfungsi menginstruksikan cara sel-sel tubuh bekerja.
Jika ada kesalahan pada gen yang bermutasi dilansir oleh hellosehat.com, maka sel-sel tubuh tidak bisa bekerja normal dan mengalami kerusakan. Sel-sel tubuh yang rusak ini kemudian berkembang tidak terkendali dan tetap hidup.
Pada akhirnya, sel-sel rusak ini mengakibatkan tumbuhnya jaringan tumor. Jaringan ini berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jadi, belum diketahui jelas penyebab kanker tenggorokan. Namun dilansir oleh webmd.com, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita kanker tenggorokan.
Baca Juga: Suasana di Rumah Duka Ibunda Presiden Jokowi
1. Merokok
Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko seseorang menderita kanker yang menyerang bagian leher, termasuk kanker tenggorokan.
2. Minum alkohol
Minum alkohol yang sangat sering dan berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan, baik pria maupun wanita. Apalagi Anda juga seorang perokok berat.
3. HPV
Human papillomavirus juga bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan, termasuk pula kanker lidah dan amandel. Anda bisa melindungi masa depan anak-anak dengan memberinya vaksin HPV.
Selain 3 hal itu, faktor risiko seseorang menderita kanker tenggorokan juga dipengaruhi pada jenis kelamin, usia, ras dan seberapa sering terpapar bahan kimia.
Pria disebutkan lima kali lebih berisiko menderita kanker tenggorokan daripada wanita. Lalu, kanker tenggorokan juga banyak terdiagnosis pada orang setelah usia 65 tahun.
Lantas, seperti apa gejala kanker tenggorokan? Klik di sini.