Tubuh Sakit Saat Baca Berita Virus Corona? Bisa Jadi Gejala Psikosomatik

Rabu, 25 Maret 2020 | 18:30 WIB
Tubuh Sakit Saat Baca Berita Virus Corona?  Bisa Jadi Gejala Psikosomatik
ilustrasi gejala umum psikosomatik seperti, tiba-tiba tenggorokan agak gatal, nyeri, dan sedikit meriang walaupun suhu tubuh normal. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring dengan mewabahnya Covid-19, informasi mengenai wabah virus corona telah memadati situs pemberitaan, dan juga di media sosial.

Berita positif seperti pasien yang berhasil sembuh, berkurangnya angka kematian, maraknya aksi donasi untuk menangani pandemi Covid-19 mungkin bisa membuat kita sedikit bernapas lega.

Namun bagaimana dengan berita negatif, seperti kabar tenaga medis yang sakit, dan jumlah pasien bertambah? Pernahkah merasa tiba-tiba tubuh tidak enak badan setelah membaca berita tersebut?

Ternyata itu hal wajar dan bisa jadi merupakan gejala psikosomatik. Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Andri, SpKJ, FACLP menjelaskan bahwa gejala umum psikosomatik misalnya, tiba-tiba tenggorokan agak gatal, nyeri, dan sedikit meriang walaupun suhu tubuh normal.

Baca Juga: Usai Jilat Toilet, Pria Ini Mengaku Positif Virus Corona

Ilustrasi sakit atau radang tenggorokan, cegukan. (Shutterstock)
Ilustrasi tenggorokan terasa gatal bisa jadi gejala psikosomatik. (Shutterstock)

"Biasanya orang akan mengalami gejala psikosomatik ketika badannya telah mengalami kelebihan beban. Jadi kalau sudah stres berlebihan akan mengalami gejala psikosomatik seperti jantung berdebar, napas pendek, keluar keringat dingin," papar Andri saat dihubungi Suara.com, Rabu (25/3/2020).

Gejala psikosomatik tersebut secara umum berkaitan dengan daya tahan tubuh, kata Andri. Ia menambahkan bahwa semakin baik daya tahan tubuh seseorang terhadap stres, maka akan jauh lebih baik.

"Itu juga terkait dengan apakah stres itu baru atau sudah pernah dialami sebelumnya. Kalau stres baru biasanya tidak akan mudah (adaptasi). Tapi kalau sudah lama biasanya akan lebih mudah," ucapnya.

Mengutip tulisan dokter Andri di akun Twitter-nya, reaksi fisik itu timbul akibat kecemasan yang dipicu pemberitaan terus-menerus terkait virus corona.

Tubuh manusia memiliki amygdala pusat rasa cemas sekaligus memori yang akan bekerja terlalu aktif saat menerima berita beruntun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI