Perawatan Gangguan Psikosomatik, Sakit Fisik yang Dipicu Beban Pikiran

Rabu, 25 Maret 2020 | 07:10 WIB
Perawatan Gangguan Psikosomatik, Sakit Fisik yang Dipicu Beban Pikiran
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan psikosomatik mengacu pada gejala fisik nyata yang timbul akibat emosi atau pikiran. Kondisi ini dapat diperburuk ketika seseorang mengalami stres, depresi, atau cemas berlebih.

Gejala fisik yang dirasakan bisa berupa mual atau jantung berdebar hingga nyeri. Tetapi ketika diperiksakan, dokter tidak menemukan penyakit apapun.

Karena gangguan ini berkolerasi dengan pikiran dan tubuh, perawatannya juga melibatkan tindakan 'perbaikan' dari bidang medis dan psikologis.

Perawatan untuk Gangguan Psikosomatik

Baca Juga: Psikosomatik, Ketika Stres Dapat Menyebabkan Sakit Fisik

Setiap orang mengalami penyakit medis yang berbeda karena tekanan psikis, lapor News Medical Life Sciences.

Penyakit fisik yang disebabkan oleh faktor mental dapat diobati baik melalui pengobatan atau operasi. Namun, penyembuhan lengkap dari kondisi ini dapat dicapai hanya ketika penyebab tekanan mental diidentifikasi.

Sakit Kepala, Migrain, Pusing. (Shutterstock)
Sakit Kepala, Migrain, Pusing. (Shutterstock)

Dengan demikian, terapi untuk meringankan faktor-faktor psikologis sangat penting untuk menyembuhkan penyakit fisik.

1. Psikoterapi

Ini juga dikenal sebagai pengobatan berbicara. Pengobatan ini melibatkan interaksi antar dokter dan pasien mengenai status mental dan peristiwa gaya hidup yang dialami pasien.

Baca Juga: Positif Virus Corona Covid-19, Wanita Ini Alami Gejala Gangguan Pendengaran

Interaksi ini membantu terapis menganalisis penyakit mental tertentu yang diderita pasien untuk memberikan terapi yang sesuai.

2. Psikoanalisis

Terapi ini digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan kecemasan. Ini adalah proses panjang yang melibatkan dua hingga lima sesi per minggu selama beberapa tahun.

Psikoanalisis melibatkan pasien mencatat tentang kenangan masa kecil dan mimpi yang berhubungan dengan status mental mereka.

3. Psikoterapi kelompok

Ini melibatkan 5 hingga 15 pasien dalam kelompok yang diawasi langsung oleh psikiater terlatih. Mereka diberikan latihan untuk mencapai sikap seimbang yang normal.

Terapi ini untuk pasien yang mengalami kesulitan hubungan, penyakit medis, dan lain-lain. Kelompok berkumpul di tempat pribadi selama 1 hingga 2 jam setiap minggu.

4. Terapi electroconvulsive (ECT)

Terapi ini umumnya dilakukan oleh pasien dengan depresi berat dan kondisi mental lainnya. Ini melibatkan transisi arus listrik yang stabil melalui otak, untuk memicu aktivitasnya dan meringankan gejala penyakit mental.

ECT diberikan untuk jangka waktu satu bulan dengan interval tertentu dan lebih aman serts lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan dengan obat-obatan.

Ilustrasi hipnoterapi, hipnosis (Pixabay/geralt)
Ilustrasi hipnoterapi, hipnosis (Pixabay/geralt)

5. Hipnoterapi

Hipnosis menginduksi kondisi trance-like (bawah sadar) di mana kontrol pikiran secara sadar ditekan dan pikiran bawah sadar diungkapkan, di mana hipnotis dapat memahami keadaan pikiran pasien.

Hipnoterapi digunakan untuk mengobati gangguan terkait stres seperti insomnia dan kondisi lainnya, diperburuk oleh ketegangan seperti sindrom iritasi usus, psoriasis, eksim, dll.

6. Terapi akunpuntur

Prinsip dasar terapi ini adalah merangsang titik-titik dalam tubuh dengan menggunakan jarum untuk memperbaiki penyimpangan dalam aliran energi melalui saluran yang dikenal sebagai meridian. Ini terutama digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi.

7. Terapi abreaksi

Ini adalah terapi yang digunakan untuk menghilangkan emosi yang terkait dengan peristiwa traumatis. Durasi yang dibutuhkan untuk terapi ini lebih lama jika dibandingkan dengan terapi lain, dan tidak digunakan secara luas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI