Suara.com - Kasus virus corona baru semakin meningkat di Indonesia. Hingga Selasa (24/3/2020) pagi diketahui kasus bertambah menjadi 579 dengan kesembuhan 30 orang, dan sebanyak 49 orang telah dinyatakan meninggal dunia.
Bertambahnya kasus ini membuat masyarakat takut. Terlebih penularan dapat terjadi oleh orang yang tidak memiliki gejala namun terinfeksi.
Menurut pakar Dr. William Schaffner, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt dan penasihat lama untuk CDC, penularan dari seseorang tanpa gejala (asimptomatik) merupakan faktor utama penyebaran di masyarakat.
Mengapa sebagian orang menjadi pembawa tanpa gejala?
Baca Juga: Kapuskesad Minta Orang Tanpa Gejala Corona Tetap Jaga Diri
Menurut seorang profesor virofisika di Ryerson University, Catherine Beauchemin, alasannya berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi.
Dalam beberapa kasus, gejala yang dialami orang adalah akibat dari virus, sementara yang lain disebabkan oleh respons sistem imun tubuh terhadap virus ketika mencoba melawannya, jadi, bukan karena virus itu sendiri.
"Dalam kasus Covid-19, virus corona baru menginfeksi sel yang terlibat dalam sirkulasi oksigen, dikenal sebagai sel alveolar," jelasnya pada Inverse.
Ia melanjutkan, reseptor pada permukaan sel membuatnya menjadi inang yang ideal untuk virus. Artinya, ini dapat memengaruhi kemampuan dalam mengambil oksigen.
"Inilah sebabnya salah satu gejala paling umum dari virus corona saat ini adalah sesak napas, dan mengapa dokter menguji kadar oksigen dalam darah pasien untuk memastikan adanya infeksi," sambungnya.
Baca Juga: Pakar: Penularan Covid-19 Tanpa Gejala Kemungkinan Pemicu Pandemi
Di sisi lain, batuk dan demam yang berhubungan dengan SARS-CoV-2 ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha melawan virus.