WHO Rekomendasikan Frasa Physical Distancing Ketimbang Social Distancing

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Selasa, 24 Maret 2020 | 12:17 WIB
WHO Rekomendasikan Frasa Physical Distancing Ketimbang Social Distancing
Penumpang duduk di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/3). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama pandemi corona Covid-19 berlangsung, imbauan untuk social distancing dianjurkan oleh banyak pihak termasuk pemerintah.

Social distancing diartikan sebagai jarak sosial yang mengacu pada tindakan yang diambil untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular.

Namun baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih menekankan istilah physical distancing ketimbang social distancing.

Perubahan istilah ini bertujuan untuk pemahaman bahwa yang diperlukan adalah memberi jarak fisik, bukan jarak sosial. Sehingga akan tetap mendorong masyarakat terhubung dengan sesama melalui media sosial.

Baca Juga: Antisipasi Boros Data, Begini Himbauan Menkominfo ke Operator

"Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik (physical distancing) dan itu sengaja, karena kami ingin orang-orang tetap terhubung," kata Dr. Maria Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO dalam jumpa pers, Jumat (20/03/2020), dikutip dari IFL Science.

"Jadi temukan cara untuk melakukan itu (physical distancing), temukan cara melalui Internet dan melalui berbagai media sosial untuk tetap terhubung karena kesehatan mental Anda melalui ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda," jelasnya.

Sejumlah penumpang duduk di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/3).   [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]
Sejumlah penumpang duduk di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/3). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

Rekomendasi WHO untuk menggunakan frasa physical distancing dan bukannya social distancing juga telah digemakan oleh orang lain.

"Social distancing adalah istilah yang salah untuk memulai," kata Jamil Zaki, Associate Professor Psikologi di Universitas Stanford.

"Kita harus menganggap waktu ini sebagai 'jarak fisik'untuk menekankan bahwa kita dapat tetap terhubung secara sosial bahkan ketika terpisah. Bahkan, saya mendorong kita semua untuk berlatih 'bersosialisasi dari jauh'," jelasnya.

Baca Juga: Satu Guru Besar Meninggal karena COVID-19, UGM Gelar Upacara Penghormatan

Hal serupa juga diungkapkan oleh Dr. Jeff Kwong, spesialis penyakit menular dan profesor di Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas di University of Toronto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI