Merasa Timbul Gejala Usai Membaca Berita Virus Corona? Jangan Panik Dulu

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Selasa, 24 Maret 2020 | 10:10 WIB
Merasa Timbul Gejala Usai Membaca Berita Virus Corona? Jangan Panik Dulu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membaca berita soal virus corona Covid-19 setiap hari mungkin membuat banyak dari Anda merasa memiliki gejala serupa. Tiba-tiba badan meriang, tenggorokan kering maupun sesak napas.

Namun jangan langsung melompat ke kesimpulan bahwa Anda menderita virus corona baru. Sebab, mungkin saja gejala itu timbul disebabkan kecemasan.

Dilansir dari Metro, kecemasan di tengah pandemi corona Covid-19 memang bisa terjadi. Namun kecemasan berlebih bisa menyebabkan siklus panik yang berbahaya.

Ketika khawatir tentang virus corona, tubuh dapat menciptakan apa yang terasa seperti gejala. Hal ini kemudian dapat membuat seseorang berpikir benar-benar terjangkit virus corona yang pada akhirnya akan mengarah pada lebih banyak kecemasan dan gejala yang memburuk.

Baca Juga: Hits: 6 Dokter Meninggal Karena Covid-19, Hoaks Kumur Air Garam dan Cuka

Dr. Martina Paglia dari The International Psychology Clinic mengatakan kepada Metro, bahwa sangat mungkin banyak orang mengembangkan gejala yang mirip dengan virus corona, hanya karena kecemasan.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita lebih dari dua kali lebih mungkin menderita serangan kecemasan daripada pria," kata Dr. Paglia.

Ilustrasi perempuan menderita flu dan batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan menderita flu dan batuk. (Shutterstock)

"Serangan panik dapat dengan mudah disalahartikan sebagai permulaan virus corona, terutama dalam kasus di mana sudah ada masalah pernapasan yang mendasarinya," tambahnya.

Ia pun menjelaskan jika seseorang menderita serangan panik dan tiba-tiba mengalami nyeri dada atau kesulitan bernapas tanpa sebelumnya disertai batuk atau demam, kecil kemungkinan ia terinfeksi virus corona.

Pikiran tidak dapat membedakan antara bahaya nyata dan yang dirasakan. Ketika kita merasa terancam dan rentan, adrenalin mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan peningkatan kecemasan dan sering memicu nyeri dada, sesak napas dan merasa terlalu panas.

Baca Juga: Bantu Perangi Corona, Muncul Usulan Potong Gaji Anggota DPR

Jika Anda memiliki riwayat kecemasan dan serangan panik, ingatkan diri bahwa kemungkinan besar gejala tersebut bersifat psikosomatis, bukan karena terserang virus.

Ketika Anda merasa kewalahan dan gejala fisik muncul, berhentilah sejenak dan cobalah beberapa teknik pernapasan. Jika gejala Anda mereda setelah tubuh lebih rileks, dapat diyakini bahwa itu disebabkan oleh panik, bukan virus corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI