Infografis
Suara.com - Lansia salah satu kelompok orang yang paling berisiko terinfeksi virus corona Covid-19. Karena itu, ahli kesehatan pun menyarankan lansia untuk mengisolasi diri di dalam rumah.
Apalagi lansia yang sudah berusia 70 tahun ke atas. Karena, sistem kekebalan tubuh mereka sudah melemah sehingga kurang mampu melawan virus corona Covid-19.
"Orang yang sudah berusia 70 tahun ke atas perlu mengisolasi diri. Saya percaya cara ini bisa memperlambat penyebaran virus, mengurangi, menyelamatkan hidup dan meminimalkan penderitaannya," kata Perdana Menteri Britania, Boris Johnson dikutip dari The Sun.
Organisasi Kesehtan Dunia (WHO) pun mengatakan isolasi diri adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus mematikan. Sehingga lansia perlu tinggal di rumah, kecuali membutuhkan perawatan medis berkala.
Baca Juga: Manfaat Lain Jus Jeruk, Atasi Obesitas hingga Diabetes
Saat mengisolasi diri, para lansia juga tidak boleh diabaikan. Mereka juga tetap membutuhkan perhatian untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
![Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/13/29551-virus-corona-covid-19.jpg)
Misalnya, membantu lansia berbelanja makanan secara online. Sehingga mereka tidak perlu berpergian dan kontak sosial ketika belanja bahan-bahan makanan.
Jika mereka tidak bisa menggunakan aplikasi online, orang sehat dan muda yang tinggal bersamanya perlu membantunya belanja bahan-bahan makanan.
Tapi, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan tetap melindungi diri dari penularan virus corona Covid-19. Sehingga Anda juga tidak akan menularkan virus dari luar ke lansia yang tinggal satu rumah.
Kenapa lansia lebih rentan terinfeksi virus?
Baca Juga: Catat! Ini 5 Makanan yang Membantu Mencegah Penyumbatan Arteri
Selain sistem kekebalan tubuh yang lemah, lansia juga sering memiliki penyakit kronis bawaan yang bisa memperburuk kondisinya jika terinfeksi virus corona Covid-19.
"Jika sistem kekebalan tubuh tidak kuat, kemungkinan besar virus itu bisa berkembang biak jauh di dalam paru-paru yang menyebabkan peradangan dan jaringan parut," kata Dr. Sarah Jarvis, GD dan Direktur Klinis Patient Access.
