"Biasanya ARDS adalah sesuatu yang jarang terjadi karena paru-paru semakin meradang seiring berjalannya waktu. Masalah ketika cairan dan darah tambahan mulai mengalir ke paru-paru. Virus bisa melukai sel-sel di dinding aveoli, sehingga cairan bocor ke dalam alveoli," jelasnya.
Kondisi itulah yang membuat hasil sinar-X paru-paru terlihat seperti ada kaca yang disebut "ground glass opacity".
Dalam pengalamannya, petugas medis ini meyakini bahwa tingkat keparahan ARDS cenderung pada orang yang memiliki banyak air di paru-paru atau orang yang menghirup udara gas kaustik.
Pertama kali ia melihat virus corona Covid-19 ini berbeda dari flu biasa, ketika seorang laki-laki muda terengah-engah dan sekresi buih merah muda keluar dari mulutnya. Ventilator mestinya membantu ia bernapas, tetapi ia justru terengah-engah, tidak bisa menggerakkan mulut dan tubuhnya.
Baca Juga: Jengkel Tunggu Skrining Corona, Wanita Ini Sengaja Batuk Depan Kru Kabin
Padahal tekanan tinggi dari pengaturan ventilasi membantu mendorong udara ke paru-paru. Bahkan pada seseorang yang sudah sembuh, mungkin saja kondisi ini merusak paru-parunya.
Selain tu, ARDS juga bisa menyebabkan penurunan kognitif. Beberapa orang juga mengalami kehilangan otot dan butuh waktu lama untuk memulihkannya bagi mereka yang keluar dari ventilator.
"Ada kemungkinan bahwa rumah sakit ini akan kehabisan tempat karena banyaknya pasien sakit dan perlu intubasi serta memakai ventilator," katanya.