Suara.com - Pakar kesehatan menganjurkan kita untuk rutin mencuci tangan menggunakan sabun untuk mengurangi penularan virus corona baru atau SARS-CoV-2 sekaligus menjaga tubuh kita tetap bersih.
Tapi tahu kah Anda bahwa sabun juga memiliki tanggal kedaluwarsa seperti obat lainnya?
Berdasarkan laporan Insider, sebagian besar merek sabun yang diproduksi dapat bertahan hingga dua tahun atau lebih.
Sedangkan untuk sabun buatan tangan direkomendasikan untuk menggunakannya dalam setahun setelah pembelian. Sebab, bahan-bahan alami dalam beberapa sabun buatan tangan bisa berjamur.
Baca Juga: Cuci Tangan Tak Cukup Cegah Penularan Covid-19, Achmad Yurianto Menjelaskan
Kendati demikian, Anda tetap dapat menggunakannya setelah tanggal kedaluwarsa karena kemungkinan masih efektif.
"Jika sabun yang kedaluwarsa ini masih 'hidup', seperti masih berbusa dan membuat tangan lebih bersih, kemungkinan itu baik-baik saja (masih efektif)," kata Kevin Minbiole, PhD, ahli kimia organik di Universitas Villanora.
Minbiole juga mengatakan bahwa sabun merupakan surfaktan. Inilah membuat bakteri dan virus secara fisik akan terlepas ketika mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik.
Ia menambahkan, sabun membantu membunuh kuman karena gugus polar maupun norpolar dalam stuktur molekulnya.
Gugus polar membantu sabun larut di dalam air dan gugus nonpolar membantu menghilangkan minyak dari kulit. Gugus nonpolar ini juga lah yang mematikan kuman di tangan.
Baca Juga: Cegah Virus Corona, Apakah Sabun Batangan Aman untuk Mencuci Tangan?
Minbiole menjelaskan, sabun mungkin kedaluwarsa jika sudha retak, kering, dan tidak berbau atau tidak 'menyabuni' seperti pertama kali membelinya.
Tanda lain bahwa sabun sudah kedaluwarsa adalah adanya bintik-bintik oren. Warna oranye ini muncul karena minyak sabun. Sabun tidak akan lagi efektif ketika sudah berjamur dan tidak lagi berbusa.