Ia merasa senang mendapatkan kesempatan untuk bisa melakukan sesuatu yang dapat menolong nyawa orang lain. Ia tahu bahwa kita semua dalam proses untuk mengatasi virus ini.
Jennifer menyebut beberapa dari teman dan keluarganya merasa khawatir saat ia pertama kali memberitahu ia akan ikut uji coba vaksin. Namun pada akhirnya mereka menerima dan memberikan dukungan serta kasih sayang padanya.
"Bahkan ada orang asing yang mengirimiku pesan di Facebook, berterima kasih. Aku benar-benar bersyukur bisa menjadi bagian dari ini," ungkapnya.
Hadir pula dalam wawancara tersebut, Anne Rimon, Ahli Epidemiologi dari UCLA, mengatakan bahwa vaksin butuh waktu untuk bisa digunakan, karena harus menjalani serangkaian tes dan langkah. Tapi ia mengapresiasi Jennifer akan kemauannya berpartisipasi dalam percobaan vaksin virus corona.
Baca Juga: Donald Trump Dilaporkan Bajak Ilmuwan Jerman yang Bikin Vaksin Corona
Ia menjelaskan bahwa sebelum vaksin bisa disebar luaskan ke masyarakat, harus menjalani beberapa langkah untuk memastikan tidak ada efek samping dan data keamanannya baik. Nantinya kita akan tahu bahwa vaksin ini akan bekerja dengan baik.
"Kita tahu kemungkinan besar vaksin ini butuh waktu setidaknya satu tahun sebelum bisa disebarluaskan. Upaya yang bisa kita lakukan adalah tidak menumpukan harapan pada sebuah vaksin," ujar Anne.
Sebagai gantinya, Anne menyebut masyarakat bisa lebih mengupayakan energi dalam social distancing, memastikan rumah sakit tidak membludak, dan semua orang melakukan bagiannya untuk bisa memperlambat persebaran virus ini.