Suara.com - Vaksin eksperimental untuk virus corona baru atau SARS-CoV-2 sudah disuntikkan ke manusia pada Senin (16/3/2020) kemarin. Seorang wanita menerima suntikan pertama dalam uji klinis tahap pertama di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle.
Vaksin yang disebut dengan mRNA-1273 ini dikembangkan oleh perusahaan boteknologi Moderna dan National Institutes of Health (NIH).
Jika vaksin terbukti aman, peneliti akan menentukan seberapa baik kerja vaksin tersebut dalam studi nantinya. Namun, ternyata penemuan vaksin ini menuai kontroversi.
Dilansir The Health Site, vaksin virus corona ini tidak diujikan pada tikus terlebih dahulu sebelum memulai uji klinis pada manusia. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara banyak ahli.
Baca Juga: RSUP Adam Malik: Kami Tidak Pernah Menolak Pasien Terkait Virus Corona
Sementara sebagian ahli mengatakan hal itu dibenarkan dengan mempertimbangkan tingkat keparahan dan kebutuhan mendesak dari situasi saat ini, yang lain mengkhawatirkan hal ini dapat melanggar berbagai standar etika dan keselamatan.
Beberapa peneliti juga khawatir pengujian langsung semacam ini dapat menempatkan responden pada risiko yang lebih besar.
Vaksin RNA-1273 adalah vaksin pertama yang mencapai uji klinis, banyak perusahaan lain yang juga menggunakan pendekatan berbeda untuk memproduksi vaksin Covid-19.
Lembaga Penelitian Migal Galilee yang didanai oleh Israel juga telah mengembangkan vaksin oral. Tes klinis vaksin ini diharapkan segera dilakukan.
Para peneliti mengklaim vaksin oral dapat mengubah Covid-19 menjadi flu yang sangat ringan.
Baca Juga: Catat, 12 Laboratorium Tes Corona Covid-19 di Seluruh Indonesia
Di AS, sebuah perusahaan biotek sedang melakukan uji klinis remdesivir obat antivirus pada pasien Covid-19.