"Sebenarnya sedih, tapi nggak ada yang ngalahin feel sama experiencenya kalau kita tatap muka. Sedihnya ya jadi terbatas aja nggak kayak sebelum ada corona tiap saat bisa ada waktu sosialisasi dengan enak," ujar Luchi.
Menurut psikolog klinis dari Sanatorium Dharmawangsa, Liza Marielly Djaprie, bagi mereka yang introver memang tidak akan banyak adaptasi dalam social distancing, karena sehari-hari sudah cukup soliter.
"Memang tantangannya kepada orang ekstrover. Tapi kita kan hidup udah bukan di zaman batu, kita hidup di zaman modern udah bisa video call, bisa conference call, telpon-telponan, chatting jalan terus, mungkin DM-DM di media sosial juga bisa dilakukan," katanya melalui pesan singkat.
Ia menyebut bahwa mungkin para ekstrover bisa mencoba serunya berada di rumah saja, namun tetap bisa berkegiatan, ada aktivitas menyenangkan, dan menemukan hal baru untuk dilakukan. Semuanya bergantung pada kemauan tiap-tiap individu untuk beradaptasi dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Ini Beda Istilah 'Social Distancing' dan 'Lockdown' Hadapi Virus Corona
"Yakin aja, badai pasti berlalu. Jalanin aja, makin kita sebelin, makin kita tolak akan semakin panjang prosesnya," tandas Liza.