Menurut Organisasi Layanan Informasi Teratologi (OTIS), selama bulan-bulan awal paparan kokain dapat meningkatkan risiko keguguran. Kemudian pada masa kehamilan, penggunaan kokain dapat menyebabkan solusio plasenta yang dapat menyebabkan perdarahan hebat, kelahiran prematur, dan kematian janin. OTIS juga menyatakan bahwa risiko cacat lahir akan lebih besar ketika ibu menggunakan kokain selama kehamilan.
3. Heroin
Heroin adalah jenis narkoba yang sangat adiktif yang dapat masuk melintasi bayi dalam plasenta, dan pada akhirnya, membuat bayi dalam kandungan juga ketagihan.
Menggunakan heroin selama kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, kesulitan bernapas, gula darah rendah (hipoglikemia), perdarahan di dalam otak (perdarahan intrakranial), dan kematian bayi.
Bayi juga bisa dilahirkan kecanduan heroin dan dapat menderita gejala withdrawal symptom. Withdrawal symptom termasuk lekas marah, kejang-kejang, diare, demam, kelainan tidur, dan kekakuan sendi. Ibu yang menyuntikkan narkotika juga lebih rentan terinfeksi HIV, yang dapat ditularkan kepada anak-anak mereka yang belum lahir.
Baca Juga: Jam Operasional Transjakarta Kembali Normal
4. Metamfetamin atau sabu-sabu
Metamfetamin secara kimiawi terkait dengan amfetamin yang menyebabkan denyut jantung ibu dan bayi meningkat.
Mengkonsumsi metamfetamin selama kehamilan dapat menyebabkan masalah yang serupa dengan yang terlihat pada penggunaan kokain selama kehamilan. Bayi mendapat lebih sedikit oksigen yang dapat menyebabkan berat lahir rendah. Metamfetamin juga dapat meningkatkan kemungkinan persalinan prematur, keguguran, dan solusio plasenta.
Bayi dapat dilahirkan dengan kecanduan metamfetamin dan menderita Withdrawal symptom yang meliputi tremor, sulit tidur, kejang otot, dan kesulitan makan. Beberapa ahli percaya bahwa kesulitan belajar dapat terjadi saat anak bertambah besar.