Suara.com - Cegah Penularan Corona Covid-19, Ini Protokol di Pasar dan Kawasan PKL
Indonesia mengonfirmasi 96 kasus positif virus Corona Covid-19 pada Sabtu (14/3/2020).
Salah satu yang positif terinfeksi adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang diketahui merupakan pasien nomor 76. Saat ini, Budi Karya Sumadi sedang menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto.
Untuk menekan risiko penularan virus Corona Covid-19 di masyarakat, pemerintah melalui Kantor Staf Presiden mengeluarkan protokol pencegahan di pasar dan kawasan pedagang kaki lima.
Baca Juga: Menhub Budi Karya Positif Virus Corona, Berstatus Pasien 76 di RSPAD
Protokol tersebut meminta operator, agen pengelola, kontraktor, dan staf pasar serta pedagang PKL untuk:
- Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari.
- Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
- Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek.
- Terapkan etika batuk dan bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu yang kotor ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
- Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet setelah digunakan.
- Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air) terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan pembersihan serta sebelum dan sesudah makan.
- Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat menangani limbah.
- Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
Demi mendeteksi dan mencari dengan cepat mereka yang sudah kontak dengan orang yang positif ini, Kementerian Kesehatan dalam hal ini Balitbangkes sudah bekerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair) untuk bisa melakukan tes Covid-19.
Bahkan Juru Bicara terkait Covid-19, Achmad Yurianto memastikan pemerintah sudah membeli 10.000 alat tes, dan sebagian di antaranya diserahkan ke Unair.
"Ada 10.000 (alat) sudah sudah kita beli, sudah ada di Unair sebagian," ungkap Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur.
Guna mempercepat penanggulangan, Yurianto juga menyebut apabila 10.000 alat berbentuk reagen ini masih kurang, maka pemerintah bersedia menambahnya.
Baca Juga: Malas Keluar Rumah karena Virus Corona? Ini 5 Aktivitas yang Bisa Anda Coba
"Sudah (dibeli alatnya), saya tambahin lagi kalau kurang," tuturnya.