Pasien Corona Bisa Menularkan Virus Sebelum dan Sesudah Alami Gejala

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Jum'at, 13 Maret 2020 | 11:31 WIB
Pasien Corona Bisa Menularkan Virus Sebelum dan Sesudah Alami Gejala
Mencegah virus Corona Covid-19 dengan menggunakan masker di bandara. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu mengumumkan angka kematian global akibat virus corona Covid-19 adalah 3,4 persen. Di mana artinya lebih mematikan daripada flu.

Meski demikian sebagian besar orang yang terinfeksi tetap membaik dari waktu ke waktu.

Dipantau dari laman The Wuhan Virus, hampir 70 ribu orang telah pulih dari total menginfeksi lebih dari 134 ribu orang.

China sekarang memiliki lebih banyak pasien yang pulih dari pada yang masih terinfeksi, sementara delapan orang di AS juga telah pulih dari virus.

Baca Juga: Jelang Salat Jumat, Anies Minta Pengurus Masjid Sediakan Sabun Cuci Tangan

Saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus untuk virus tersebut. Orang-orang disarankan untuk mendapatkan perawatan medis untuk membantu meringankan gejala atau mendukung fungsi organ vital mereka dalam kasus yang parah.

Fakta terbaru, peneliti menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi dengan virus corona dan menumpahkan sejumlah besar virus sebelum gejala parah muncul.

Mereka juga terus dapat menularkan virus saat merasa kondisinya sudah lebih baik, demikian dilansir dari Daily Mail.

Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Penelitian Jerman, salah satu studi coronavirus pertama yang dilakukan di luar China, mengkonfirmasi teori bahwa orang dapat menyebarkan virus bahkan sebelum mereka tahu mereka terinfeksi.

Tetapi juga menunjukkan bahwa mereka dapat menyebarkannya setelah sembuh dari infeksi, yang telah menewaskan hampir 5.000 orang di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 120.000.

Baca Juga: Update Corona Covid-19: Hampir 5.000 Orang Meninggal, 69.142 Lainnya Sembuh

Studi tersebut, yang melibatkan pemantauan terperinci terhadap sembilan pasien di Munich, muncul setelah WHO menyatakan wabah itu sebagai pandemi.

Para peneliti dari Institut Mikrobiologi Bundeswehr di Munich mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan pasien corona Covid-19.

Hasil menunjukkan sampel memiliki viral load yang sangat tinggi ketika subyek hanya menunjukkan gejala kecil, seperti kelelahan atau batuk.

Ini menunjukkan bahwa jika seseorang batuk atau bersin pada titik ini, atau gagal mencuci tangan, akan mudah bagi orang lain untuk terinfeksi.

Selama minggu pertama pemantauan, pasien terus menunjukkan pelepasan virus yang tinggi, memuncak sekitar empat hari setelah mereka mulai merasa tidak sehat.

Di antara mereka yang memiliki gejala ringan, pelepasan virus turun sekitar sepuluh hari.

Ilustrasi lelaki menderita batuk tak kunjung sembuh. (Shutterstock)
Ilustrasi lelaki menderita batuk tak kunjung sembuh. (Shutterstock)

Tetapi dua dari sembilan orang memiliki penyakit yang lebih serius dan mengembangkan tanda-tanda awal pneumonia.

Mereka terus melepaskan virus tingkat tinggi, memuncak pada hari ke 10 atau 11 dan kemudian jatuh.

Para peneliti menulis, "Penumpahan RNA virus dari dahak melebihi akhir gejala. Covid-19 dapat muncul sebagai penyakit saluran pernapasan bagian atas ringan."

Namun studi ini dirilis online sebelum dipublikasikan dalam jurnal, yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Dr. Clemens Martin Wendtner, rekan penulis laporan, mengatakan kepada The Telegraph bahwa intinya adalah bahwa seseorang dapat menularkan virus bahkan ketika tidak memiliki gejala penyakit paru-paru yang terjadi pada pasien corona.

"Anda tidak harus sakit parah untuk menularkan virus ke orang lain. Virus ini (corona Covid-19) menyebar bahkan pada pasien yang sangat asimptomatik (tidak menyadari gejala apapun)," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI