Suara.com - Ada yang spesial dalam perayaan ulang tahun ke-6 Suara.com kemarin, Rabu (11/3/2020). Selain diisi dengan games dan penampilan bintang tamu yang menarik, ada pula talkshow kesehatan bersama dengan pakar kesehatan.
Bekerja sama dengan aido health, Suara.com mengadakan talkshow kesehatan yang membahas isu terkini serta masalah kesehatan manusia modern.
dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, pakar penyakit dalam sekaligus konsultan endokrin dari aido health membawakan dua materi utama, yaitu virus Corona Covid-19 yang sedang mewabah serta bahaya penyakit metabolik.
Menurut dr Roy, virus Corona Covid-19 memang memiliki angka penularan yang tinggi, namun angka kematiannya sangat rendah. Berdasarkan data terkini, angka kematian virus Corona Covid-19 sekitar 2 persen.
Baca Juga: Cegah Sindrom Metabolik Jadi Penyakit, Ini yang Harus Dilakukan Milenial
Apalagi, kasus kematian karena virus Corona Covid-19 lebih banyak terjadi pada pasien dengan penyakit penyerta, seperti diabetes, ginjal, jantung, hingga penyakit paru-paru lainnya.
Yang lebih berbahaya menurutnya adalah peningkatan penyakit tidak menular, terutama penyakit metabolik yang disebabkan oleh kolesterol, gula darah, dan tekanan darah yang tinggi. Angka kematian karena penyakit diabetes, jantung, dan stroke jauh lebih besar daripada virus Corona Covid-19.
"Jadi Anda seharusnya lebih takut dengan banyak makan gorengan, malas olahraga dan obesitas, karena itu faktor risiko penyakit metabolik, daripada virus Corona," ungkapnya.
Penyakit metabolik termasuk stroke, diabetes, dan jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Salah satu masalah penanganannya adalah kurangnya akses pelayanan kesehatan yang baik ke seluruh lapisan masyarakat.
Jyoti Nagrani Co-Founder sekaligus COO aido health Indonesia mengatakan layanan kesehatan ke rumah (home visit) merupakan solusi bagi masalah tersebut.
Baca Juga: Bisa Atasi Sindrom Metabolik, Ini Yoghurt Rasa Daun Kelor Buatan Mahasiswi
Dengan adanya layanan kesehatan ke rumah, pasien dan keluarga tidak perlu repot menghadapi macet di jalan, mengantre di rumah sakit, hingga menunggu obat yang bisa memakan banyak waktu.
"aido health berbasis jadwal. Jadi pasien buat janji via aplikasi kapan dan di mananya. Nanti dokter, perawat, atau fisioterapis yang datang ke rumah. Waktu konsultasi atau perawatan juga cukup lama 40 sampai 60 menit," ungkap Jyoti.
"Obat juga nggak perlu antre menebus resep di apotek. Setelah diresepkan obat oleh dokter, cukup difoto saja resepnya, upload ke aplikasi aido health, nanti akan diantar oleh kurir ke rumah pasien," tambahnya.
Jyoti menjelaskan, layanan unggulan aido health tidak sebatas kunjungan dokter, perawat, dan fisioterapis ke rumah saja. Pengguna aido health juga bisa mendapatkan layanan lain seperti tes laboratorium di rumah, konsultasi gaya hidup dan nutrisi, serta pembelian obat secara online.
Layanan ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi pasien dengan mobilitas rendah dan yang membutuhkan layanan dalam jangka panjang seperti perawatan pasca stroke, perawatan luka pasien diabetes, perawatan luka pasca operasi, serta penanganan pasien geriatri.
Jyoti mengatakan visi aido health adalah menjadi layanan kesehatan ke rumah utama di Indonesia. Dengan begitu, seluruh masyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik dan mudah, juga cepat.
"Kami juga ber-partner dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan juga Ikatan Alumni Universitas Indonesia angkatan 83. Jadi kalau ingin layanan kesehatan di rumah, ingatnya aido health," tutupnya.