Korban Meninggal Akibat Demam Berdarah Dengue Capai 104 Jiwa di Indonesia

Rabu, 11 Maret 2020 | 19:18 WIB
Korban Meninggal Akibat Demam Berdarah Dengue Capai 104 Jiwa di Indonesia
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan RI menyebut total terdapat 17.820 kasus deman berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia.

Dari informasi tersebut, Lampung menempati provinsi dengan kasus DBD terbanyak dengan 3.431 kasus, diikuti Nusa Tenggara Timur dengan 2.732 kasus, Jawa Timur ada 1.761 kasus, Jawa Barat 1.420 kasus dan Jambi dengan 703 kasus.

"Sementara beberapa provinsi di bawah sampai sekarang belum melaporkan adanya kasus demam berdarah. Tapi bukan berarti tidak ada kasus demam berdarah di daerah tersebut, karena yang dilaporkan ke kami hanya kasus demam berdarah saja," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, di Gedung Kemenkes, Rabu (11/3/2020).

Baca Juga: Cegah Corona, Mantan Menkes Ini Minta Kemdikbud Larang Cium Tangan

Nadia mengatakan, sebenarnya angka kejadian demam berdarah tahun ini masih lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Namun jika melihat data awal Januari, angkanya justru lebih tinggi daripada Januari 2019.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, (Suara.com/ Frieda Isyana)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, (Suara.com/ Frieda Isyana)

Total kematian akibat demam berdarah hingga hari Rabu (11/3/2020) adalah 104 jiwa, dengan kematian tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Timur berjumlah 32 jiwa.

Dari 32 kasus kematian akibat demam berdarah di NTT, 14 di antaranya berasal dari Kabupaten Sikka yang hingga kini masih ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Di Kabupaten Sikka akses air cukup sulit karena kontur geografisnya, sehingga pada saat kami melakukan asistensi di sana cukup banyak tempat-tempat perindukan nyamuk, karena (banyak) tempat penampungan air untuk masak," tandas Nadia.

Baca Juga: Alasan Pemerintah Enggan Sebut Negara Asal Pasien Positif Corona Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI