Suara.com - Sebuah kabar mengejutkan banyak orang tentang seorang remaja NF berusia 15 tahun yang tega membunuh APA, bocah 5 tahun, dengan keji. Bahkan, keesokan paginya, NF menyerahkan diri pada kepolisian Polsek Taman Sari, Jakarta Barat, tanpa rasa bersalah. Sikap ini tentu saja mengherankan banyak orang.
Mengapa itu bisa terjadi? Lalu apa kata psikolog tentang kasus ini?
Psikolog Liza M Djapri menyebut bahwa ia tidak mendiagnosis atau melakukan assesment kepada NF. Namun berdasarkan informasi yang diberitakan, Liza melihat ada 2 yang memungkinkan ini terjadi, yakni gangguan kepribadian psikopat dan skizofrenia.
"Saya tidak bertemu anaknya, jadi saya tidak bisa mengatakan anak ini kenapa, karena saya tidak melihat, tidak ketemu, tidak observasi, tidak assesment," ujar Liza saat dihubungi Suara.com, Senin (9/3/2020).
Baca Juga: Isu Kesehatan Mental di Kerajaan Inggris, Putri Diana Hingga Pangeran Harry
Dugaan psikopat, ini karena Liza mendapat informasi bahwa anak ini ingin memamerkan keahlian atau kepribadian narsistik. Seperti setelah menyembunyikan dan membunuh APA, banyak orang mencari anak tersebut, yang menurutnya menarik.
"Tidak ada rasa bersalah, kemudian mencari adrenalin, seru-seruan dia bunuh. Kemudian orang-orang pada sibuk nyari-nyari, bahkan dia bikin status tentang itu. Terus kaya adrenalin mencari sensasi ketegangan, ketemu nggak ya, ketemu nggak ya," jelas Liza.
Sifat psikopat, tanpa rasa bersalah ini, mungkin dialami NF dengan ringan melangkahkah kaki ke kantor polisi dan mengakui perbuatannya. Bahkan ia mengaku puas sudah membunuh korban. Seolah-olah ingin menunjukkan dan melihat respon orang tersebut.
"Mereka (psikopat) senang diperhatikan, diperhatikan polisi sama media, karena mereka memang ada daya narsistik, spotlitenya ada di dia, diperhatikan. Jadi sebenarnya perhatian yang kita berikan satu Indonesia, justru memberikan insentif buat dia," ungkapnya.
Psikolog yang berpraktik di RS Jiwa Dharmawangsa Jakarta itu melihat, berdasarkan informasi dari pemberitaan, NF diduga menderita Skizofrenia atau gangguan di mana seseorang putus kontak dengan realita dunia nyata. Biasanya ditandai dengan ia mendengar bisikan-bisikan yang hanya didengarnya.
Baca Juga: Mengenang Kobe Bryant, Legenda Basket yang Memikirkan Kesehatan Mental Anak
Hal ini juga berdasarkan pengakuan para tetangganya yang sesekali mendengar NF bercerita, bahwa anak tersebut kerap mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya melakukan sesuatu.