Terpopuler: Kasus DBD di NTT Sudah Serius, Waspada Anak Suka Menyiksa Hewan

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 10 Maret 2020 | 09:30 WIB
Terpopuler: Kasus DBD di NTT Sudah Serius, Waspada Anak Suka Menyiksa Hewan
Ilustrasi Nyamuk Penyebab Demam Berdarah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seakan teredam dengan pemberitaan seputar corona Covid-19 yang mendunia, kita tersentak ketika menyadari bahwa kasus demam berdarah atau DBD ternyata juga memerlukan perhatian dan penangan yang tak kalah serius. Di NTT, kasus DBD sudah mencapai 2.116 orang. Jumlahnya sudah jauh melampaui jumlah penderita corona Covid-19 di satu negara. Dan faktanya, DBD jauh lebih mematikan daripada corona Covid-19. 

Kasus pembunuhan yang dilakukan anak usia 15 tahun juga sama-sama menyentak kita semua. Pelaku pembunuhan, sebelumnya diketahui memiliki kecenderungan suka menyiksa hewan maupun membunuhnya dalam keseharian. Sejauh apa kita sebagai orangtua harus waspada jika anak memiliki kecenderungan suka menyiksa hewan? Baca artikelnya di bawah ini.

1. Menkes Terawan Sebut Kasus Demam Berdarah di NTT Sudah Serius

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto (tengah) memberikan keterangan pers terkait dua WNI yang positif terkena virus Corona di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto (tengah) memberikan keterangan pers terkait dua WNI yang positif terkena virus Corona di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Terawan Agus Putranto mengatakan kasus demam berdarah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 2.116 orang.

Baca Juga: Bukan Corona Covid-19, Saat Ini Malaysia Justru Sedang Lawan Kasus DBD

"Ini sangat serius," kata Menkes usai memimpin acara pelantikan dr. Achmad Yurianto sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) yang baru, menggantikan dr. Anung Sugihantono di Kemenkes, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Baca selengkapnya

2. Cegah Kekerasan, Kapan Orangtua Perlu Khawatir Anak Suka Menyiksa Hewan?

Ilustrasi darah karena pembunuhan (Pixabay).
Ilustrasi darah karena pembunuhan (Pixabay).

Pelaku pembunuhan NF (15) terhadap bocah 6 tahun inisial APA masih menjalani pemeriksaan kejiwaan. Sebelum peristiwa ini, NF sudah memiliki kecenderungan suka menyiksa hewan maupun membunuhnya dalam keseharian.

"Kodok hidup, dia (NF) bisa bunuh tusuk-tusuk pakai garpu. Cicak juga biasa dia bunuh juga," kata Heru di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).

Baca Juga: DBD Masih Tinggi, Perlukah Lebih Khawatir Dibanding Virus Corona?

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI