Suara.com - KPAI: Guru BK Harus Bisa Jadi Benteng Anak-Anak yang Dirundung Masalah
Kasus pembunuhan terhadap balita 5 tahun yang dilakukan terduga pelaku berusia 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, menjadi pengingat bagi para orang dewasa.
Hal itu disampaikan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti saat konferensi di kantor KPAI, Jakarta, Senin (9/3/2020).
"Apakah pola asuh kita sudah positif dan apakah sekolah sudah bisa jadi rumah kedua bagi anak-anak," kata Retno.
Baca Juga: Fakta Mencengangkan Gadis Pembunuh Balita di Sawah Besar
Sekolah harus mampu menjadi rumah kedua ketika anak sedang menghadapi situasi yang buruk di keluarganya, jelas Retno.
Karena itu, penting orangtua membangun kepekaan terhadap apa yang dihadapi anak-anak. Terutama di lingkungan sekolah, peran wali kelas dan guru Bimbingan Konseling (BK) sangat diperlukan.
"Guru BK ini sebenarnya bisa jadi benteng bagi anak-anak yang dirundung masalah. Dia setidaknya punya tempat cerita. Akan merasa disayang, merasa diperhatikan," tutur Retno.
Berkaca dari terduga pelaku pembunuhan di Sawah Besar, menurut Retno, orang-orang di sekelilingnya seharusnya dapat memahami potensi positif yang dimiliki sang anak.
"Dia berprestasi ya, karena beberapa kali pernah juara ping pong. Kemudian dilihat dari gambarnya sangat bagus. Bahasa Inggrisnya juga bagus. Artinya. ini anak punya potensi," ucapnya.
Baca Juga: Mulai Ditolak Warga Sawah Besar, KPAI Khawatirkan Masa Depan NF
"Setidaknya, dia dibangkitkan bahwa dirinya berharga. Itu penting karena anak-anak korban dari kekerasan, misalnya, atau pengasuhan keliru, yang bersangkutan kalau tidak menyakiti dirinya, dia ingin menyakiti orang lain," tambah Retno.