Cegah Kekerasan, Kapan Orangtua Perlu Khawatir Anak Suka Menyiksa Hewan?

Senin, 09 Maret 2020 | 11:16 WIB
Cegah Kekerasan, Kapan Orangtua Perlu Khawatir Anak Suka Menyiksa Hewan?
Ilustrasi darah karena pembunuhan (Pixabay).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku pembunuhan NF (15) terhadap bocah 6 tahun inisial APA masih menjalani pemeriksaan kejiwaan. Sebelum peristiwa ini, NF sudah memiliki kecenderungan suka menyiksa hewan maupun membunuhnya dalam keseharian.

"Kodok hidup, dia (NF) bisa bunuh tusuk-tusuk pakai garpu. Cicak juga biasa dia bunuh juga," kata Heru di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).

Selain itu, NF juga mengaku mempunyai hewan peliharaan yakni kucing. Jika saat emosinya labil, dia kerap melempar kucing kesayangannya dari lantai 2 rumahnya.

Perilaku pelaku yang suka menyiksa hewan ini pun menjadi perhatian. Sejak 1970-an, penelitian secara konsisten melaporkan bahwa tindakan menyiksa hewan merupakan tanda-tanda peringatan aksi kekerasan selanjutnya.

Baca Juga: Akibat Panic Buying, Penderita Penyakit Langka Ini Kehabisan Tisu!

Faktanya, hampir semua pelaku kejahatan dan kekerasan memiliki sejarah kekejamannya terhadap hewan, seperti Albert deSalvo.

Gambar karakter slenderman yang suka dibuat pelaku pembunuhan bocah 6 tahun ditampilkan di Polres MetroJakarta Pusat, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3). [Suara.com/Alfian Winanto]
Gambar karakter slenderman yang suka dibuat pelaku pembunuhan bocah 6 tahun ditampilkan di Polres MetroJakarta Pusat, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3). [Suara.com/Alfian Winanto]

Namun, perilaku anak-anak yang suka menyiksa hewan bisa karena alasan lain. Dilansir dari Psychology Today, ada beberapa hal yang bisa mendasari anak-anak menyiksa hewan.

1. Rasa ingin tahu tinggi untuk mengeksplorasi atau memeriksa hewan (biasanya terjadi pada anak dengan keterlambatan perkembangan).
2. Tekanan dari teman (mereka dituntut untuk melakukan penyiksaan hewan sebagai ritual inisiasi).
3. Meningkatkan suasana hati atau mengatasi kebosanan, depresi, kesepian dan lainnya.
4. Fobia hewan
5. Keterikatan pada binatang (misalnya, mereka membunuh binatang untuk mencegah penyiksaan oleh individu lain).
6. Latihan kekerasan interpersonal (mempraktekkan kekerasan pada hewan sebelum ke orang lain).

Jadi, setiap tindakan kekerasan terhadap hewan bukanlah pertanda bahwa seorang anak akan berubah menjadi maniak pembunuh. Terutama anak-anak, kegembiraan dan keingintahuannya bisa mendorongnya menyiksa hewan.

Dalam kondisi itu, orangtua bisa terus mendampingi dan mendidik anak tentang perawatan hewan yang menusiawi. Lantas, kapan orangtua perlu khawatir dengan tindakan anaknya yang suka menyiksa hewan?

Baca Juga: Dosen Malaysia Sebut Ikan Singgang Berpotensi Menghentikan Corona Covid-19

Jika anak suka menyiksa hewan dengan cara menguncinya di ruangan tertutup, memukul dengan keras hingga melukai. Pada saat itu orangtua seharusnya mulai khawatir, karena itu mungkin tanda bahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI