Fenomena Panic Buying Menghadapi Virus Corona, BNPB Jelaskan Penyebabnya

Jum'at, 06 Maret 2020 | 16:47 WIB
Fenomena Panic Buying Menghadapi Virus Corona, BNPB Jelaskan Penyebabnya
Seorang pelanggan apotek melintasi pintu masuk yang terdapat tulisan masker kosong di Apotek Jalan Sultan Agung, Umbulharjo, Yogakarta, Senin (2/3/2020). [Suarajogja.id / M Ilham Baktora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fenomena Panic Buying Menghadapi Virus Corona, BNPB Jelaskan Penyebabnya

Fenomena panic buying terjadi di masyarakat Indonesia tak lama setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya pasien positif virus Corona Covid-19 di Depok, Jawa Barat.

Masyarakat berbondong-bondong memborong bahan makanan, masker, hingga hand sanitizer sebagai antisipasi penyebaran virus corona Covid-19. Kepanikan yang muncul tersebut dinilai karena masyarakat tidak mendapat cukup penjelasan terkait risiko terpapar virus corona Covid-19.

Unsur Pengarah Masyarakat Profesional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Hassan Sulistiono menjelaskan bahwa wabah penyakit juga bisa ditetapkan status kebencanaannya. Hal tersebut yang belum dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Hindari Panic Buying, Dokter Ingatkan Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun

"Belakangan kenapa terjadi kepanikan publik, karena publik merasa belum diberi penjelasan yang cukup jelas sehingga otomatis mereka mengantisipasi risiko yang paling berat, yaitu kematian," kata Agus di kantor Euro Management, Jakarta, Jumat (6/3/2020).

Menurut Agus, publik seharusnya diberi penjelasan bukan hanya bahwa virus corona itu bisa menyebabkan kematian. Tapi juga bagaimana proses terjadinya penularan infeksi virus, pengobatan, hingga antisipasi.

BNPB jelaskan alasan fenomena panic buying karena virus Corona Covid-19. (Suara.com/Lilis Varwati)
BNPB jelaskan alasan fenomena panic buying karena virus Corona Covid-19. (Suara.com/Lilis Varwati)

"Sehingga orang yang terpapar juga masih diberikan kesempatan untuk bisa menyembuhkan dirinya," ucapnya.

Ia menambahkan, masyarakat belum cukup teredukasi mengenai keamanan kondisi Indonesia pasca ditemukan dua kasus positif covid-19. Akibatnya justru melakukan antisipasi yang keliru.

"Masyarakat bertanya-tanya, kita ini sebetulnya dalam kondisi kritis atau situasi yang cukup aman. Apa kita bisa mencontoh negara lain pakai masker gitu semua? Maka dari itu ini penting disampaikan ke publik. Biar bukan hanya publik yang siap tapi juga aparat-aparat juga diminta untuk lakukan penanggulangan," paparnya.

Baca Juga: Fenomena Panic Buying, Psikolog Sosial: Rakyat Kurang Percaya Pemerintah

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI