Suara.com - Kualitas tidur yang buruk tidak hanya memengaruhi kesehatan tubuh, tetapi juga aktivitas harian. Namun, konsumsi obat tidur untuk meningkatkan kualitas tidur juga tidak disarankan.
Alih-alih minum obat tidur, konsumsi saffron bisa membantu meningkatkan kualitas tidur. Saffron sendiri merupakan rempah berbentuk benang halus dan tipis berwarna merah yang berasal dari bunga Crocus sativus.
Penelitian baru dari Murdoch University telah menyarankan saffron untuk orang dewasa dengan masalah tidur.
Tetapi, Anda juga tidak bisa mengonsumsi saffron sembarangan. Satu sendok ekstrak saffron mungkin memiliki dosis sebesar 14 mg. Karena itu, Anda perlu mengetahui efeknya ketika mengonsumsi saffron berlebihan.
Baca Juga: Jangan Percaya, Ini 5 Mitos Seputar Pencegahan Virus Corona Covid-19!
Sebuah penelitian dilansir dari Metro, menunjukkan beberapa sifat potensial saffron. Lalu, penelitian lebih lanjut juga mencari tahu efek mengonsumsi saffron sebagai hindangan makanan dan minuman.
Penelitian tersebut melibatkan sukarelawan yang sehat secara fisik, tidak depresi dan tidak menjalani pengobatan apapun selama 4 minggu. Tapi, mereka memiliki gejala kurang tidur.
Hasilnya, 14 mg ekstrak saffron dua kali sehari selama 28 hari mungkin bisa meningkatkan kualitas tidur orang dewasa. Sebagian besar sukarelawan pun mengalami perubahan dalam 7 hari pengobatan saffron.
Peneliti utama, Dr Adrian Lopresti, mengatakan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa saffron sangat efektif untuk antidepresan pada pasien dengan depresi ringan hingga sedang.
"Penelitian kami fokus pada orang dewasa yang sehat tetapi memiliki kualitas yang buruk selama lebih dari 4 minggu. Lalu banyak orang yang melaporkan mengalami peningkatan kualitas tidur," jelasnya.
Baca Juga: Efek Virus Corona, Harga Masker Makin Tak Masuk Akal Tembus Rp 31 Juta
Selain peningkatan tidur, penelitian juga menunjukkan bahwa saffron tidak menyebabkan efek samping lain. Jadi, saffron tergolong aman dikonsumsi untuk meningkatkan kualitas tidur orang daripada obat-obatan.
"Tapi penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar, periode perawatan dan kondisi sukarelawan dari berbagai karakteristik," jelasnya.