Presiden Mongolia Dikarantina 14 Hari Usai dari China, Corona Covid-19?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 29 Februari 2020 | 01:05 WIB
Presiden Mongolia Dikarantina 14 Hari Usai dari China, Corona Covid-19?
WHO resmi memberikan nama covid-19 untuk virus Corona baru dari Wuhan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Mongolia Dikarantina 14 Hari Usai dari China, karena Corona Covid-19?

Observasi dan karantina wajib dilakukan pada siapapun yang baru pulang dari wilayah wabah. Salah satunya adalah Presiden Mongolia, yang baru saja pulang dari kunjungan kerja di China.

Presiden Mongolia Battulga Khaltmaa dan sejumlah pejabat pemerintah negara itu menjalani masa karantina selama 14 hari setelah kembali dari kunjungan kerja di China.

Battulga merupakan kepala negara pertama yang mengunjungi China sejak negara itu melaksanakan kebijakan khusus untuk menekan penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19 pada Januari.

Baca Juga: Pertama Kalinya, WNI di Mongolia Bisa Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2019

Dilansir Antara, Presiden Battulga Khaltmaa tiba di Beijing bersama Menteri Luar Negeri Tsogbaatar Damdin serta beberapa pejabat senior pemerintah pada Kamis (27/2).

Dalam kunjungan kerja tersebut, mereka bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang.

Setibanya di Mongolia, Presiden Khaltmaa dan rombongan pejabat yang ikut ke Beijing langsung dikarantina demi mengantisipasi dan mencegah penyebaran virus, demikian dilaporkan Montsame.

Covid-19 pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun lalu, dan saat ini virus tersebut telah menyebar ke 54 negara di dunia.

Laporan terakhir menyebut sudah ada 80 ribu orang terinfeksi dengan 2.800 di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Ratusan Orang Keracunan Makanan, Diduga Makan KFC di Mongolia

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan agar tidak ada negara di dunia yang jumawa. Sebab, virus Corona Covid-19 terbukti bisa menginfeksi negara maju seperti Italia dan Korea Selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI