Suara.com - Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh yang berfungsi mencegah kelebihan cairan, produk sisa dan racun-racun dalam tubuh. Tetapi, penyakit ginjal bisa menyebabkan organ tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Ada banyak jenis penyakit ginjal, salah satunya gagal ginjal. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja dari segala usia, termasuk wanita, pria dewasa dan anak-anak.
Biasanya, orang dengan penyakit ginjal membutuhkan tindakan cuci darah atau hemodialisis. Tindakan ini bisa menyelamatkan nyawa dengan menyaring racun dalam tubuh karena ginjal sudah tidak berfungsi.
Sehingga orang yang melakukan cuci darah bisa melanjutkan hidup mereka. Namun dilansir oleh Kidney.org, ada beberapa mitos tentang cuci darah menurut National Ginjal Foundation.
Baca Juga: Bisa Obati Penyakit Kronis, Ketahui 5 Efek Samping Pengobatan Akupuntur!
1. Mitos pertama: cuci darah hanya bisa dilakukan di pusat 3 kali per minggu selama berjam-jam.
Cuci darah tidak hanya bisa dilakukan di rumah sakit pusat, tetapi Anda bisa melakukannya di unit dialisis, rumah sakit atau di rumah sendiri. Anda bisa melakukan cuci darah di rumah dengan dialisis peritoneal.
2. Mitos kedua: cuci darah menyakitkan
Anda mungkin tidak merasa nyaman ketika jarum cuci darah dimasukkan ke dalam fistula. Perawatan ini harusnya tidak menimbulkan rasa sakit. Tetapi, beberapa orang mungkin akan mengalami penurunan tekanan darah, mual, muntah, sakit kepala atau kram.
3. Mitos ketiga: cuci darah sama halnya hukuman mati bagi penderita
Baca Juga: Menunda Pap Smear sampai 10 Tahun, Wanita Ini Didiagnosis Kanker Serviks
Cuci darah bukan hukuman mati bagi penderita, tetapi pengobatan ini memang harus dilakukan seumur hidup. Karena, cuci darah ini akan membuat penderita bisa menjalani kehidupan lebih baik.