Oding Nasution Rutin Cuci Darah sebelum Meninggal, Kenali Efek Sampingnya

Jum'at, 28 Februari 2020 | 08:44 WIB
Oding Nasution Rutin Cuci Darah sebelum Meninggal, Kenali Efek Sampingnya
Alat-alat yang digunakan saat cuci darah, termasuk mesin dialisis, tabung, dan selang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Oding Nasution, musisi senior Indonesia meninggal dunia karena penyakit ginjal dan sejumlah masalah ksehatan lain pada Kamis (27/2/2020) kemarin. Sebelum meninggal dunia, Oding Nasution rutin melakukan cuci darah.

Pada istilah medis, cuci darah dikenal sebagai hemodialisis. Tindakan hemodialisis ini menggunakan mesin yang disebut hemodialyzer untuk menyaring limbah dari darah.

Tindakan medis ini diperlukan oleh orang dengan penyakit ginjal, sehingga ginjalnya tidak bisa berfungsi dengan baik. Dengan begitu, cuci darah bisa membantu keseimbangan fungsi tubuhnya.

Tetapi, tindakan medis hemodialisis atau cuci darah ini juga memiliki sejumlah efek samping seperti yang dilansir oleh Healthline.

Baca Juga: Virus Corona Terus Menyebar, Kini Mewabah di 9 Negara Baru

1. Tekanan darah rendah

Orang yang menjalani cuci darah bisa mengalami tekanan darah rendah karena kehilangan cairan selama perawatan. Jika tekanan darah rendah ini turun selama perawatan, orang akan mengalami pusing, mual, kulit lembap dan penglihatan kabur.

Musisi Oding Nasution [Instagram @dion_momongan]
Musisi Oding Nasution [Instagram @dion_momongan]

2. Kram otot

Kram otot bisa terjadi selama cuci darah karena perubahan keseimbangan cairan atau mineral. Kadar natrium, magnesium, kalsium dan kalium yang rendah bisa berperan dalam kram otot.

3. Kulit gatal

Baca Juga: Mitos Seputar Corona Covid-19, Bisakah Cairan Praejakulasi Bikin Hamil?

Tindakan cuci darah juga bisa menyebabkan kulit gatal karena limbah yang menumpuk di dalam darah. Jika gatal terjadi di kaki, kondisi ini bisa juga tanda sindrom kaki gelisah.

4. Gumpalan darah

Hemodialisis juga bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Jika tak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan di bagian atas tubuh dan pembekuan darah.

5. Infeksi

Keseringan memasukkan jarum atau kateter untuk cuci darah bisa meningkatkan risiko infeksi karena paparan bakteri. Apalagi jika bakteri masuk ke dalam aliran darah. Kondisi ini tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi, tetapi juga kematian.

Adapun efek samping lain dari cuci darah, termasuk anemia, sulit tidur dan henti jantung akibat ketidakseimbangan cairan dan mineral.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI