Makan Junk Food Seminggu, Ini Dampaknya pada Otak Anda!

Selasa, 25 Februari 2020 | 13:59 WIB
Makan Junk Food Seminggu, Ini Dampaknya pada Otak Anda!
Ilustrasi junk food. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Junk food termasuk makanan yanng paling banyak disukai orang karena praktis. Tetapi, makanan ini cepat membuat kita cepat lapar.

Seharusnya, bagian otak tertentu yang disebut hippocampus menekan keinginan untuk makan ketika sudah kenyang. Tetapi, konsumsi junk food nampaknya membuat regulasi nafsu makan neurologis ini berhenti bekerja.

Menurut Richard Stevenson dari Macquire University di Sydney dalam jurnal Royal Society Open Science, dilansir oleh scmp.com, diet kaya junk food dapat memengaruhi hippocampus dalam waktu seminggu.

Studi ini juga menemukan makan terlalu banyak junk food tidak hanya memengaruhi ukuran pinggang, tetapi juga otak Anda. Bahkan, studi baru telah mengaitkan konsumsi gula dengan hilangnya ingatan, agresi, depresi dan stres hingga penyusutan bagian otak tertentu.

Baca Juga: Banjir Trending Topic Hari Ini, Ibu Hamil Waspada 3 Risiko Kesehatan Ini!

Penelitian Stevenson menemukan bahwa diet yang tidak sehat memengaruhi hippocampus untuk meningkatkan hasrat lebih banyak makan meskipun sudah kenyang.

Ilustrasi junk food. (shutterstock)
Ilustrasi junk food. (shutterstock)

Dalam studi tersebut, para peneliti mengajak 105 sukarelawan muda yang sehat untuk membaginya menjadi 2 kelompok. Satu kelompok konsumsi makanan seimbang dan satu kelompok lainnya makan junk food 8 hari.

Pada hari pertama dan terakhir percobaan, sukarelawan di kedua kelompok diminta konsumsi makanan ringan tidak sehat sebelum dan sesudah sarapan. Para peserta harus menunjukkan seberapa besar keinginannya terhadap makanan ringan itu.

Hasilnya, kelompok yang makan junk food seminggu menunjukkan lebih sedikit kontrol diri daripada kelompok satunya. Bahkan setelah mereka makan, selera mereka untuk konsumsi makanan ringan tidak sehat jauh lebih besar.

Para peneliti telah merekomendasikan untuk menyelidiki peran hippocampus lebih dekat. Penelitian lain menunjukkan bahwa area otak ini sensitif terhadap pengaruh luar seperti insomnia, stres, racun lingkungan dan depresi.

Baca Juga: Banyak Orang Borong Tisu Demi Hadapi Corona Covid-19, Ini Kata Psikolog!

Bahkan konsumsi makanan tidak sehat bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang dan peningkatkan hippocampus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI