Terlebih lagi, perilaku panik ini memperkuat penilaian yang salah. Sementara itu, rasa lega dan kontrol singkat bertindak pada perilaku cemas seringkali memperkuat peyakinan bahwa seseorang dalam bahaya.
"Mereka mungkin juga sepakat kalau tisu toilet tidak bisa membuat tubuh lebih kebal dari virus corona baru. Tapi seiring waktu, perilaku yang tidak berbahaya ini berkaitan dengan siklus stres dan kecemasan berkelanjutan pada seseorang," kata Houshmand.
Dr Christian Chan, seorang psikologi di Universitas Hong Kong juga mengatakan tingkat kecemasan yang terlihat di tengah masyarakat ini mencerminkan kurangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah.
Baca Juga: Terapi Akupuntur untuk Obati Diabetes, Ini Keuntungannya!