Ilmuwan Kebingungan Mencari Sebab Lonjakan Kasus Virus Corona Covid-19
Lonjakan kasus virus Corona Covid-19 terjadi secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari saja di Korea Selatan, Italia, dan Iran. Ilmuwan pun masih mencari penyebabnya.
Suara.com - Ilmuwan Kebingungan Mencari Sebab Lonjakan Kasus Virus Corona Covid-19
Lonjakan kasus virus Corona Covid-19 di berbagai belahan dunia membuat ilmuwan kebingungan. Betapa tidak, kejadian lonjakan terjadi secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari saja.
Di Korea Selatan, sudah ada lebih dari 800 kasus virus Corona Covid-19 yang terkonfrimasi. Sementara itu, Italia baru saja mengumumkan kematian keempat karena penyakit yang bermula di China ini.
Direktur Global Health Governance Programme dari University of Edinburgh Medical School, Profesor Devi Sridhar, mengatakan kenaikan jumlah kasus virus Corona Covid-19 dalam 48 jam terakhir sangat mengkhawatirkan.
Baca Juga: Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
"Apa yang terjadi di Italia dan Korea Selatan bisa terjadi juga di daerah lain," katanya, dilansir AsiaOne dari AFP.
"WHO dan para negara-negara terdampak harus mengubah pola pikir dari mengurung virus di China menjadi mitigasi, dengan kata lain menurunkan dampak negatif penularan yang terus terjadi," ujarnya lagi.
Profesor Arnaud Fontanet, pakar epidemiologi dan penyakit baru dari Pasteur Institute Prancis mengatakan mengontrol virus sangat sulit dilakukan. Meski begitu, beberapa langkah masih bisa dilakukan seperti mencari tahu penularan virus Covid-19 di suatu negara.
Pada kasus di Lebanon dan Kanada misalnya, diketahui bersumber dari Iran. Sementara itu kasus di Italia masih membingungkan, karena belum ditemukan riwayat perjalanan pasien ke negara-negara terdampak.
Hal ini bisa saja menjadi suatu kekhawatiran baru, di mana seseorang bisa terinfeksi virus Corona Covid-19 dengan penularan manusia ke manusia.
Baca Juga: Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
"Belum ada bukti kongkrit yang mengatakan penularan Covid-19 antara manusia. Jika ini bisa dibuktikan, maka akan lebih mudah mengontrol penularan dan penyebaran virus dari negara terinfeksi," tutur Nathalie MacDermott dari King's College London.