Suara.com - Di Indonesia, tercatat kasus prevalensi kanker terjadi pada 1,8 per 1.000 penduduk. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperkirakan akan terjadinya ledakan kasus kanker di tahun 2030 nanti.
Oleh karena itu, perlunya ada usaha pencegahan, salah satunya dengan menyebarkan kesadaran pada masyarakat terutama di Indonesia. Cancer Information and Support Centre (CISC) pada Minggu (23/2/2020), mengadakan karnaval awareness yang dilakukan oleh kurang lebih 200 penyintas kanker.
Menurut Ketua Umum CISC, Aryanthi Baramuli Putri, menyebarkan kesadaran sangat penting agar masyarakat tahu mengenai kanker, bahayanya, dan bahwa kanker bisa dicegah dan diobati. Karnaval ini juga diadakan pertama kalinya sekaligus untuk memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari lalu.
"CISC sendiri merayakan karnaval penyintas ini pertama kali karena bisa dilihat supaya para pasien itu bisa mengekspresikan dirinya dan bisa berbahagia sehingga kehidupannya walaupun dengan kanker bisa berkualitas," kata Yanthi, sapaannya, kepada wartawan di halaman Monumen Nasional (Monas).
Baca Juga: Kisah Penyintas Kanker: Pulang Kemoterapi Bisa Langsung Jalan-Jalan
Alasan dipilihnya karnaval sebagai bentuk ekspresi diri dari para penyintas, adalah sekaligus sebagai penyegaran karena pasien kanker umumnya sering pulang-pergi ke rumah sakit untuk berobat. Bahkan, pengobatan yang mereka jalani juga tidak sebentar, bisa 6 bulan, satu tahun, atau harus bertahun-tahun. Sehingga diharapkan selain untuk menyebarkan kesadaran kanker, penyintas kanker dapat lebih berbahagia dan senang.
Yanthi juga memaparkan bahwa masih ada kesulitan yang dihadapi para pasien kanker di Indonesia, yakni soal akses. Letak geografis Indonesia yang begitu luas sehingga akses pelayanan untuk derah yang jauh dari rumah sakit masih menjadi kendala.
Sebagai salah satu solusi, CISC menyediakan fasilitas rumah singgah untuk menampung para pasien yang datang dari daerah untuk berobat atau dirujuk ke Jakarta dan tidak mampu untuk mencari tempat tinggal. Kebanyakan pasien di rumah singgah datang dari Sumatera dan Kalimantan.
"Harapannya supaya menurunkan salah satunya dengan acara seperti ini yaitu awareness dan supaya semua pihak bersama-sama (ikut mencegah kanker)," tandasnya.
Baca Juga: Mengenal Penyintas Kehilangan Bunuh Diri dan Treatment yang Dibutuhkan