Suara.com - Seluruh penumpang yang dikarantina akibat virus corona covid-19 di kapal Diamond Princess telah diturunkan, menyisakan hanya awak kapal termasuk 74 awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
Diketahui, kapal pesiar Diamond Princess sendiri kini tengah bersandar di Yokohama, Jepang, sembari melanjutkan proses karantina staf yang tersisa.
Otoritas Jepang juga telah menyampaikan kepada semua negara asal awak kapal untuk datang membawa tim penjemput.
Hal ini terjadi karena pihak Jepang tidak menyediakan tempat karantina di darat, sementara masa observasi akan segera berakhir pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Kepada media, Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto mengaku telah memiliki dua opsi penjemputan dan telah menyampaikan opsi tersebut kepada Presiden Jokowi.
Hanya saja, lanjut Achmad, Kemenkes belum bisa memastikan kapan proses penjemputan berlangsung.
Opsi penjemputan pertama adalah menggunakan kapal rumah sakit KRI Soeharso milik TNI Angkatan Laut.
Jika opsi tersebut disetujui, maka lama perjalanan kapal KRI Soeharso dari Indonesia menuju Jepang untuk kemudian kembali ke Indonesia melalui jalur laut akan membutuhkan waktu 28 hari, persis seperti berakhirnya masa inkubasi virus yang ditetapkan WHO.
Baca Juga: Driver Ojol Keluhkan Sistem Pembagian Order, Kerja Belasan Jam Demi Poin
"Harapannya sampai di Indonesia sudah clear," tambah Achmad Yurianto.
Sementara, opsi kedua adalah menjemput dengan menggunakan pesawat. Jika opsi pesawat yang dipilih, maka pemerintah harus segera menyiapkan lokasi untuk kembali melakukan observasi kesehatan, seperti yang dilakukan di Natuna belum lama ini.
Di sisi lain, Achmad Yurianto juga menyoroti bagaimana kapal pesiar Diamond Princess telah menjadi 'pusat penyebaran baru infeksi', sama seperti apa yang terjadi di Wuhan.

"Kita memerlukan perhatian khusus pada kapal Diamond Princess ternyata kapal ini sudah menjadi epicentrum (pusat penyebaran) baru. Artinya orang yang berada di dalam itu sudah sangat sangat mungkin ketularan. Kalau di Wuhan, di Hubei khususnya, covid-19 hanya lima persen dari jumlah populasi. Tetapi di kapal ini angkanya sudah 15 persen. Berarti sudah lebih harus diawasi," jelasnya saat kegiatan rutin Update Virus Corona Covid-19, di Gedung Kemenkes RI, Jumat (21/2/2020).
Meski risiko infeksi semakin tinggi, Achmad Yurianto memastikan tidak akan ada WNI yang ditinggal. "Harus dijemput. Nggak boleh kita biarkan di sana. Jadi kita mencoba menyelesaikan masalah tanpa masalah. Sejauh ini semua ingin pulang sih. No one left behind," pungkasnya.
Sebelumnnya, diketahui bahwa ada 78 WNI yang menjadi awak kapal pesiar Diamond Princess dengan empat orang diantaranya dinyatakan positif terinfeksi virus corona covid-19.