Sementara, opsi kedua adalah menjemput dengan menggunakan pesawat. Jika opsi pesawat yang dipilih, maka pemerintah harus segera menyiapkan lokasi untuk kembali melakukan observasi kesehatan, seperti yang dilakukan di Natuna belum lama ini.
Di sisi lain, Achmad Yurianto juga menyoroti bagaimana kapal pesiar Diamond Princess telah menjadi 'pusat penyebaran baru infeksi', sama seperti apa yang terjadi di Wuhan.

"Kita memerlukan perhatian khusus pada kapal Diamond Princess ternyata kapal ini sudah menjadi epicentrum (pusat penyebaran) baru. Artinya orang yang berada di dalam itu sudah sangat sangat mungkin ketularan. Kalau di Wuhan, di Hubei khususnya, covid-19 hanya lima persen dari jumlah populasi. Tetapi di kapal ini angkanya sudah 15 persen. Berarti sudah lebih harus diawasi," jelasnya saat kegiatan rutin Update Virus Corona Covid-19, di Gedung Kemenkes RI, Jumat (21/2/2020).
Meski risiko infeksi semakin tinggi, Achmad Yurianto memastikan tidak akan ada WNI yang ditinggal. "Harus dijemput. Nggak boleh kita biarkan di sana. Jadi kita mencoba menyelesaikan masalah tanpa masalah. Sejauh ini semua ingin pulang sih. No one left behind," pungkasnya.
Sebelumnnya, diketahui bahwa ada 78 WNI yang menjadi awak kapal pesiar Diamond Princess dengan empat orang diantaranya dinyatakan positif terinfeksi virus corona covid-19.