"IVM memungkinkan kita untuk membekukan telur atau embrio dalam situasi mendesak dan ketika situasi berbahaya bagi pasien untuk menjalani ovarium. Selain itu, prosedur IVM juga tidak berhubungan dengan risiko kekambuhan kanker," jelasnya.
Meski begitu, Grynberg bersama tim medisnya mengakui kalau telur yang dimatangkan di laboratorium memiliki kualitas lebih rendah, berbeda ketika telur diproduksi secara alami oleh tubuh atau melalui hormon stimulasi ovarium.
"Namun, keberhasilan kami pada wanita ini menunjukkan bahwa teknis ini harus dianggap sebagai opsi yang layak untuk mengatasi masalah kesuburan wanita. Idealnya lagi, bila prosedur ini dikombinasikan dengan cryopreservasi jaringan ovarium," tuturnya.
Baca Juga: Lebih Fatal dari Corona, Simak 3 Tips Atasi Kecanduan Gadget