Suara.com - Pohon surian atau suren dipercaya memiliki khasiat sebagai antikanker. Hal tersebut dipaparkan oleh Guru besar Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Adlis Santoni, dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap di Ilmu Kimia Organik Bahan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kamis (20/2/2020).
"Berdasarkan kajian etnobotani tumbuhan surian dilanjutkan dengan isolasi, furifikasi dan elusidasi pada struktur kulit surian diperoleh antioksidan yang tinggi yang memiliki kemampuan menangkal radikal bebas," kata dia di Padang.
Lewat tema orasi ilmiah bertajuk 'Potensi Tumbuhan Surian Penghasil Senyawa Metabolit Sekunder dan Manfaatnya', Adlis mengungkapkan bahwa batang pohon surian telah lama dimanfaatkan untuk berbagai jenis keperluan mulai dari bangunan interior ruang, rangka pintu, jendela, dan pembuatan kapal, hingga dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk, pengusir serangga hingga pengusir hama tanaman padi.
Kegunaan lain dari kandungan pohon surian adalah untuk pengobatan pembengkakan ginjal, sebagai tonikum, obat diare, obat cacing, obat disentri, obat demam, obat tekanan darah tinggi, hingga menurunkan gula darah dan pengobatan sipilis.
Baca Juga: Cegah Kontroversi, Obat Kanker dari Akar Bajakah Perlu Diteliti Ilmiah
Adlis memaparkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengujian aktivitas senyawa hasil isolasi dan ekstra tumbuhan surian menghasilkan suren yang bisa digunakan sebagai pengusir serangga dan hama pertanian.
Selain itu ada juga tumbuhan cedar merah yang memiliki aktivitas antitumor dan surian yang berasal dari China menghasilkan senyawa polifenol yang merupakan antioksidan.
Selanjutnya pada pengujian aktivitas anti jamur pada jamur cancida albicans ternyata ekstra etil asetat kulit batang surian dan ekstra metanol kulit batang surian merupakan antijamur yang kuat.
Rektor Unand Prof Yuliandri menyampaikan ilmu kimia tidak hanya sekadar dipelajari dan digunakan, melainkan juga sudah dianggap menjadi bagian dari cabang ilmu pakar-pakar non kimiawan tersebut. "Konsekuensinya, luaran riset kimia pun hari ini makin meluas, mencakup perkembangan terbaru tentang struktur dan aktivitas Green Chemistry," ujar Yuliandri seperti yang Suara.com lansir di Antara.
Baca Juga: Optimis Kurangi Impor, Menkes Apresiasi Produsen Obat Kanker Lokal