Suara.com - 3 Alasan Indonesia 'Kebal' Virus Corona Covid-19, Benar karena Doa?
Di saat angka infeksi sudah mencapai lebih dari 70 ribu orang, Indonesia masih berstatus zero virus corona Covid-19 hingga saat ini. Yang terbaru, hasil pemeriksaan spesimen Balitbangkes pada 17 Februari 2020 menyatakan 102 sampel negatif dan 2 spesimen masih diperiksa.
Data ini sempat membuat heboh, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Harvard, Marc Lipsitch, menilai seharusnya Indonesia sudah ada kasus virus Corona.
Baca Juga: WNI dari China Negatif Corona Covid-19, Pemerintah Tetap Waspada
Laporan terkait kecurigaan adanya kasus virus Corona Covid-19 yang disembunyuikan sempat mencuat, meskipun akhirnya ditepis berkali-kali oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.
Akibatnya, anggapan yang menyebut masyarakat Indonesia kebal terhadap virus Covid-19 pun beredar di internet dan media sosial. Lalu, apa tanggapan Kemenkes soal hal ini?
Doa Adalah Segalanya
Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut doa adalah jawaban terbaik yang menjadikan Indonesia kebal terhadap virus mematikan. Bukan hanya sekali, Menkes Terawan berulang kali menyebut doa adalah penyebab hingga kini Indonesia belum ditemukan kasus positif virus Corona Covid-19.
"Secara medis doa, semua karena doa. Saya yakin doalah," ujar Menkes Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Cawang, Jakarta Timje, saat menemani pemulangan WNI yang dikarantina di Natuna, Sabtu (15/2/2020).
Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia: 102 Pasien Negatif, 2 Masih Diperiksa
Senada Menkes Terawan, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes, Anung Sugihantono sempat berkelakar kekebalan masyarakat Indonesia terhadap Covid-19 terjadi karena makanan yang dikonsumsi, yang terdengar 'horor', salah satunya tongseng.
"Wong, kita selalu makan tongseng, tong (dan) seng aja di makan, beton dimakan, mungkin itu yang bikin kebal. Kamu juga suka makan tong, seng aja dimakan," celetuk Anung seraya tertawa.
Saat diseriusi lebih jauh, Anung mengaku hingga kini pihaknya belum tahu mengapa di Indonesia belum ada satupun yang terkonfirmasi positif atau apakah Indonesia kebal terhadap Covid-19. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut dan mendalam, dengan bukti yang lebih konkrit.
"Penjelasan ilmiahnya, itu kita belum tahu, saya sendiri selalu saya sampaikan, kemungkinan faktor genetik, di teorinya ada status kesehatan ada pengaruh genetik ada pengaruh lingkungan, ada pengaruh pelayanan kesehatan, ada pengaruh dari perilaku," papar Anung.
"Kalau virus ini, kita tetap ngomong ada orangnya ada agent-nya, ada environment (lingkungan) nya, itulah interaksi ini terus kita lihat dan teliti untuk melihat itu," sambungnya.
Lalu apa alasan lain yang dikemukakan oleh pakar? Simak jawabannya di halaman berikut.
Hipotesis Badan Litbangkes: Faktor Genetik dan Imunitas
Kepala Badan Litbangkes dr. Siswanto, MHP, DTM sebagai peneliti memang mengaku memiliki hipotesis atau kemungkinan Indonesia memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Tapi, tentu saja kata dia semuanya harus dibuktikan melalui penelitian.
Dalam hipotesis Siswanto, Indonesia terdiri dari campuran dari dua ras yakni antara ras Afrika dan Asia yang disebut-sebut serupa. Lalu, di saat yang bersamaan hingga kini di Afrika juga belum ada satupun yang positif Covid-19, sehingga genetikanya juga perlu diteliti.
"Tadi saya katakan Indonesia, masih negatif, kemudian Afrika juga negatif, secara hipotesis, yang namanya riset, boleh jadi harus dibuktikan lebih lanjut, mungkin ada hubungan secara genetika," ungkap Siswanto, beberapa waktu lalu.
Faktor kedua yang dimungkinkan kata Siswanto ialah daya tahan tubuh yang berbeda dimiliki masyarakat Indonesia. Namun, lagi-lagi Siswanto enggan gegabah, semuanya harus tertulis secara komprehensif atau terstruktur.
"Kedua, kaitannya dengan imunitas. Mungkin 2 hal itu (genetika dan imunitas) tapi itu harus diteliti lebih lanjut," kata Siswanto.
"Pasti nanti kedepan akan kita (Litbangkes) teliti. Kita punya mesin," sambungnya.
Fenomena Misteri di Indonesia yang Terulang
Alih-alih menyibukkan dengan mencaritahu mengapa Indonesia kebal dari Covid-19. Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Vensya Sitohang melihat fenomena yang masih jadi misteri ini pernah terjadi sebelumnya, saat virus Zika pada 2015 hingga 2016 tidak sampai ke Indonesia.
"Tapi coba teman-teman ingat, dulu waktu zika juga begitu. Zika teman-teman juga ramai, kenapa di Indonesia nggak ada di manusia," ungkap Vensya di Depok, Jawa Barat.
Perempuan lulusan Magister Epidomologi Universitas Indonesia itu menekankan pentingnya penelitian untuk bisa tahu alasan dibalik fenomena ini. Bukan hanya peneliti dari Kemenkes tapi juga peran serta peneliti di forum-forum kesehatan.
"Kita semua bergerak termasuk forum-forum ini, ahli kesehatan masyarakat ayo dong berbuat apa, berperan apa, kontribusi apa, jadi lesson learn kita ke depan," tutupnya.