3 Alasan Indonesia 'Kebal' Virus Corona Covid-19, Benar karena Doa?

Selasa, 18 Februari 2020 | 11:00 WIB
3 Alasan Indonesia 'Kebal' Virus Corona Covid-19, Benar karena Doa?
Ilustrasi Menkes Terawan melawan virus Corona Covid-19. (Dok. Ilustrasi Suara.com oleh Iqbal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hipotesis Badan Litbangkes: Faktor Genetik dan Imunitas

Kepala Badan Litbangkes dr. Siswanto, MHP, DTM sebagai peneliti memang mengaku memiliki hipotesis atau kemungkinan Indonesia memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Tapi, tentu saja kata dia semuanya harus dibuktikan melalui penelitian.

Dalam hipotesis Siswanto, Indonesia terdiri dari campuran dari dua ras yakni antara ras Afrika dan Asia yang disebut-sebut serupa. Lalu, di saat yang bersamaan hingga kini di Afrika juga belum ada satupun yang positif Covid-19, sehingga genetikanya juga perlu diteliti.

"Tadi saya katakan Indonesia, masih negatif, kemudian Afrika juga negatif, secara hipotesis, yang namanya riset, boleh jadi harus dibuktikan lebih lanjut, mungkin ada hubungan secara genetika," ungkap Siswanto, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: WNI dari China Negatif Corona Covid-19, Pemerintah Tetap Waspada

Kepala Badan Litbangkes dr. Siswanto, MHP, DTM. (Suara.com/Dini Afrianti)
Kepala Badan Litbangkes dr. Siswanto, MHP, DTM. (Suara.com/Dini Afrianti)

Faktor kedua yang dimungkinkan kata Siswanto ialah daya tahan tubuh yang berbeda dimiliki masyarakat Indonesia. Namun, lagi-lagi Siswanto enggan gegabah, semuanya harus tertulis secara komprehensif atau terstruktur.

"Kedua, kaitannya dengan imunitas. Mungkin 2 hal itu (genetika dan imunitas) tapi itu harus diteliti lebih lanjut," kata Siswanto.

"Pasti nanti kedepan akan kita (Litbangkes) teliti. Kita punya mesin," sambungnya.

Fenomena Misteri di Indonesia yang Terulang

Alih-alih menyibukkan dengan mencaritahu mengapa Indonesia kebal dari Covid-19. Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Vensya Sitohang melihat fenomena yang masih jadi misteri ini pernah terjadi sebelumnya, saat virus Zika pada 2015 hingga 2016 tidak sampai ke Indonesia.

Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia: 102 Pasien Negatif, 2 Masih Diperiksa

Vensya Sitohang, Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes. (Suara.com/Dini Afrianti)
Vensya Sitohang, Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes. (Suara.com/Dini Afrianti)

"Tapi coba teman-teman ingat, dulu waktu zika juga begitu. Zika teman-teman juga ramai, kenapa di Indonesia nggak ada di manusia," ungkap Vensya di Depok, Jawa Barat.

Perempuan lulusan Magister Epidomologi Universitas Indonesia itu menekankan pentingnya penelitian untuk bisa tahu alasan dibalik fenomena ini. Bukan hanya peneliti dari Kemenkes tapi juga peran serta peneliti di forum-forum kesehatan.

"Kita semua bergerak termasuk forum-forum ini, ahli kesehatan masyarakat ayo dong berbuat apa, berperan apa, kontribusi apa, jadi lesson learn kita ke depan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI