Studi Pertama: Virus Corona COVID-19 Tidak Bisa Ditularkan ke Janin

Minggu, 16 Februari 2020 | 16:06 WIB
Studi Pertama: Virus Corona COVID-19 Tidak Bisa Ditularkan ke Janin
Ilustrasi melahirkan (Pixabay/9092)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masih banyak hal yang belum diketahui secara pasti tentang virus corona baru atau COVID-19. Hal itu termasuk apakah perempuan hamil yang terinfeksi dapat menularkannya pada janin.

Sekarang, sebuah studi pendahuluan menunjukkan, virus corona baru mungkin tidak dapat ditularkan selama kehamilan. Namun, penelitian pertama ini masih dalam lingkup kecil dan hanya melibatkan perempuan terinfeksi yang melahirkan melalui operasi caesar.

"Kita harus memberi perhatian khusus pada bayi baru lahir yang dilahirkan dari ibu dengan COVID-19," kata penulis utama studi, Yuanzhen Zhang, seorang profesor di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan di China.

Laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet ini mengikuti berita seorang bayi berusia 36 jam yang positif terinfeksi sejak dilahirkan.

Baca Juga: Pakar Menambah 4 Daftar Gejala dari Infeksi Virus Corona COVID-19

Tapi dalam kasus itu tidak jelas apakah transmisi di dalam rahim benar-benar terjadi, kata Zhang. Mungkin, misalnya, bayi itu tertular virus setelah lahir dari kontak dekat, tambah Zhang.

Ilustrasi pemeriksaan lambung, kehamilan, USG. (Shutterstock)
Ilustrasi pemeriksaan kehamilan (Shutterstock)

Memang beberapa infeksi dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan, walaupun tepatnya hal ini sering tidak jelas. Patogen dapat menular ke anak melalui plasenta selama kehamilan, atau melalui kontak dengan cairan tubuh selama persalinan.

Misalnya, pada kasus HIV. Bayi baru lahir dapat terinfeksi melalui darah yang masuk ke plasenta selama kontraksi persalinan, atau melalui kontak dengan darah selama persalinan, menurut The American College of Obstetricians and Gynaecologist.

Namun, metode penularan ini tidak terlalu umum di antara virus, terutama virus pernapasan.

Dalam studi baru, para peneliti menganalisis informasi dari 9 perempuan yang mengembangkan COVID-19 ketika mereka hamil 36 hingga 39 minggu, dan dirawat di rumah sakit di Wuhan.

Baca Juga: Tak Jauh Berbeda dengan SARS & MERS-CoV, Begini Penampakan Asli COVID-19!

Saat mereka melahirkan, peneliti mengumpulkan sampel air ketuban, darah tali pusat dan ASI, serta sampel dari tenggorokan bayi mereka. Semua sampel ini diambil di ruang operasi pada saat kelahiran sehingga mereka akan mewakili kondisi di dalam rahim, kata penulis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI