Masalah Alat Pendeteksi Corona Jadi Sorotan di AS, Indonesia Bagaimana?

Jum'at, 14 Februari 2020 | 11:50 WIB
Masalah Alat Pendeteksi Corona Jadi Sorotan di AS, Indonesia Bagaimana?
Pengecekan suhu tubuh Virus Corona di Tower Apartemen Mediterania Garden Residences 2, Jakarta Barat, Kamis (6/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah Alat Pendeteksi Corona Jadi Sorotan di AS, Indonesia Bagaimana?

Laman berita internasional CNN menulis tentang kemungkinan adanya alat pendeteksi virus corona Covid-19 di Amerika Serikat yang tidak bekerja seperti seharusnya. Hal tersebut menimbulkan keresahan mengenai kemungkinan hasil tes yang dilakukan lembaga Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menjadi tidak akurat.

Di Indonesia, Sekertaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, dr. Achmad Yurianto menanggapi kemungkinan hal tersebut terjadi di Indonesia. Pasalnya, Litbangkes yang mendapatkan alat pendeteksi virus corona dari CDC AS, mengalami masalah yang sama sehingga 'gagal' mendeteksi virus corona di Indonesia.

Diceritakan oleh dr. Achmad, Kemenkes melakukan pemeriksaan spesimen dari pasien suspect virus corona dengan dua tahap dan dua metode yaitu dengan Squencing Pancorona virus serta PCR Virus.

Baca Juga: Lucu! Kucing Bermasker Viral di Medsos, Tak Ingin Tertular Corona Covid-19?

"Setelah ketemu virus kita akan lebih detail lagi apakah corona atau bukan yaitu dengan pancorona. Kalau dia positif. Ingat corona (yang dapat membuat manusia sakit) ada 7. Kita hanya mencari seekor yang namanya COVID. Kita memiliki kontrol (jenis corona) yang diberikan oleh CDC. Jadi CDC itu bukan di pancoronanya tapi di COVID. Kalau sampai pancorona saja tidak masuk (positif), apa kemudian kita akan ngotot cari COVID? Kan engga," tambah dr. Achmad, dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Kamis (13/2/2020).

Pun hasil yang sudah keluar dari alat pendeteksi virus corona yang dimiliki Indonesia, lanjut dr. Achmad, akan dikirim ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari proses kontrol kualitas dan jaminan kualitas laboratorium yang dimiliki Indonesia.

"Semua spesimen yang sudah kita periksa nanti per sepuluh, per duapuluh atau per tiga puluh akan dikumpulin menjadi satu paket untuk kemudian dikroscek pemeriksaannya di lab lain. Ini dalam rangka quality control dan qaulity assurrance bukan dalam rangka si pasiennya. Tetap ada kontrol dari keselurahan. Karena penyakit ini adalah problem dunia bukan problem Indonesia saja, oleh karena itu harus ada jejaring yang kuat," tambahnya.

Sejauh ini, kata dr. Achmad, belum ada hasi spesimenl deteksi virus corona yang ada di Indonesia dinyatakan bermasalah oleh WHO.

Di sisi lain, korban meninggal karena virus Corona Covid-19 terus bertambah. Laporan terbaru menyebut angka kematian naik lebih dari 100 orang sejak kemarin.

Baca Juga: Viral Video Paramedis Jatuhkan Pasien Terduga Virus Corona dari Tandu

Laman Worldmeters.info memperlihatkan data real-time laporan virus Corona Covid-19 yang didapat. Hingga hari ini, Jumat (14/2/2020), sudah ada 65.247 orang terinfeksi virus Corona Covid-19, dengan 1.491 di antaranya meninggal dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI