Soal Wabah COVID-19 di Singapura, Dokter dan Pemerintah Berdebat

Kamis, 13 Februari 2020 | 18:12 WIB
Soal Wabah COVID-19 di Singapura, Dokter dan Pemerintah Berdebat
Batuk merupakan gejala infeksi pneumonia misterius di China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura, Associate Professor Kenneth Mak, mengatakan bahwa menggunakan masker bukanlah hal terpenting yang harus dilakukan untuk menjaga diri sendiri dari virus corona atau COVID-19.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (12/2/2020), ia memberi saran kepada masyarakat untuk mewaspadai benda-benda yang biasa disentuh, mengingat virus menyebar melalui tetesan.

"Dan waspadai hal-hal yang biasa Anda sentuh. Yang paling sering disentuh adalah ponsel, jadi mengenakan masker bukanlah hal yang paling penting," tuturnya seperti dilansir dari Straits Times.

Tidak hanya itu, ia juga menjawab pertanyaan yang mengacu pada sebuah surat edaran yang dibuat oleh empat dokter. Surat tersebut berisi saran pencegahan infeksi, salah satunya adalah kewajiban mengenakan masker saat meninggalkan rumah.

Baca Juga: Ilmuwan LIPI: Ada Virus Corona pada Trenggiling

Surat ini dianggap menantang saran resmi dari pemerintah. Sebab, sebelumnya pemerintah Singapura sempat mengatakan bahwa hanya mereka yang tidak sehat yang perlu mengenakan masker, sedangkan mereka yang sehat tidak perlu melakukannya.

Director of Medical Services at the Ministry of Health Kenneth Mak (YouTube/CNA)
Director of Medical Services at the Ministry of Health Kenneth Mak (YouTube/CNA)

Faktanya ketika virus menyebar melalui tetesan, kita harus menjaga tangan agar tetap bersih dan menjauhkan tangan dari wajah adalah cara penting untuk mengindari infeksi.

Karenanya, empat dokter, yang termasuk seorang dokter spesialis penyakit dalam Dr Colleen Thomas, menandatangani surat edaran tersebut.

Dalam surat itu mereka juga menulis bahwa jenis masker apa pun adalah alat perlindungan yang lebih baik daripada tidak mengenakannya.

"Sebagai dokter, bagaimana bisa aku tidak menginformasikan ketika aku sendiri tahu bahwa ada bahaya?," kata Dr. Thomas.

Baca Juga: Kominfo Temukan 6 Hoaks Virus Corona per Hari

Lewat Batuk Hingga Makanan Tercemar, Begini Cara Virus Corona Menular. (Shutterstock)
Lewat Batuk Hingga Makanan Tercemar, Begini Cara Virus Corona Menular. (Shutterstock)

Saran lain para dokter ini juga termasuk membuka jendela di taksi, menghabiskan lebih sedikit waktu di ruangan ber-AC, dan melakukan pembelajaran online.

Surat edaran itu dibuat pada Senin (10/2/2020) dan dipublikasikan pada Selasa (11/2/2020), menyimpulkan jika semua orang yang mengenakan masker dan mengurangi sosialisasi dapat mengurangi kondisi yang buruk dalam dua minggu.

Namun, Associate Professor Hsu Li Yang dari NUS Saw Swee Hock School of Public Health mengatakan, "sangat tidak mungkin tindakan seperti itu akan membuat kondisi buruk berakhir dalam dua minggu. (Menjaga) jarak sosialisasi adalah strategi bagus untuk mengurangi penularan virus."

"Ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa mengenakan masker bedah atau N95 di masyarakat akan melindungi setiap orang, apalagi masker atau syal buatan sendiri," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI