Terungkap! Penjelasan Ilmiah Virus Corona COVID-19 Bisa Menginfeksi Manusia

Kamis, 13 Februari 2020 | 06:45 WIB
Terungkap! Penjelasan Ilmiah Virus Corona COVID-19 Bisa Menginfeksi Manusia
Ilustrai virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Nah, dari hasil studi molekuler yang dilakukan pada kasus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), diketahui bahwa coronavirus masuk ke dalam sel inang melalui reseptor Angiotensin-Converting Enzyme (ACE)-2, suatu protein yang terdapat di dalam inang, terutama paru, hati, dan ginjal," ungkapnya.

Bagian luar coronavirus yang berupa tonjolan berikatan dengan ACE-2. Hasil penelitian molekuler menemukan adanya kesesuaian asam amino yang menyusun permukaan virus dengan asam pada reseptor ACE-2, sehingga bentuk ikatan antara virus dengan ACE-2, yang membawa virus masuk ke dalam sel.

"Beberapa studi telah menemukan adanya asam amino pada virus SARS dan MERS yang kompatibel dengan asam amino pada ACE-2 yang digunakan sebagai jalan masuk virus tersebut untuk menginfeksi sel inang," katanya.

Peneliti senior Lembaga Eijkman, Prof David H Muljono, PhD. (Suara.com/Stephanus Aranditio)
Peneliti senior Lembaga Eijkman, Prof David H Muljono, PhD. (Suara.com/Stephanus Aranditio)

Kemudian, analisis molekuler menemukan adanya kemiripan susunan genetik antara virus SARS, MERS, dan COVID-19.

Baca Juga: Kepala Lembaga Eijkman: Indonesia Sudah Punya Alat Deteksi Virus Corona

"Temuan terbaru adalah diketahuinya asam amino tertentu pada ACE-2 yang dapat dikenali oleh virus COVID-19, yang merupakan jalan masuk virus ini ke dalam sel tubuh inang," ujarnya.

Meski demikian, prof David menegaskan bahwa perlu adanya pengembangan dari temuan ini agat bisa mendeteksi inveksi virus dan karakteristik virus corona COVID-19 ini.

"Misalnya, desain primer untuk keperluan diagnosis virus ini, dan langkah-langkah lebih lanjut. Atau desain primer untuk sekuensing genom virus," tutup David.

Untuk mencapai itu, lanjut Prof David perlu adanya kolaborasi antara para pemangku kebijakan dan lembaga penelitian untuk sama-sama memanfaatkan kapasitas alat deteksi dini virus, sehingga dapat dilakukan deteksi kasus dengan cepat, penanganan penderita yang tepat, dan pencegahan kepada masyarakat yang lebih luas.

Baca Juga: 5 Penemuan Ilmiah Paling Mengejutkan di Tahun 2019

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI