Hanya Karena dari China, Lelaki Ini Ditolak Oleh Klinik Walau Tidak Demam

Rabu, 12 Februari 2020 | 18:32 WIB
Hanya Karena dari China, Lelaki Ini Ditolak Oleh Klinik Walau Tidak Demam
Ilustrasi lelaki sakit perut (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wabah virus corona atau COVID-19 memang membuat semua orang khawatir dan semakin membangun kewaspadaan dalam diri mereka. Begitu pun yang dilakukan oleh sejumlah layanan kesehatan, terutama klinik di Singapura ini.

Seorang pria berusia 31 tahun ditolak sebuah klinik di Singapura ketika akan memeriksakan perutnya hanya karena dirinya berasal dari China

Menurut Pang, lelaki yang berasal dari Jiangsu, baru kali ini dirinya mengalami penolakan semacam itu sejak ia mulai bekerja di Singapura, dua tahun lalu.

Dilansir World of Buzz, insiden ini terjadi pada Senin (10/2/2020) lalu ketika ia menderita sakit perut saat tengah malam. Namun, saat itu ia tidak mengalami gejala lain, seperti demam atau batuk.

Baca Juga: Sakit Perut, Ditemukan Kista Besar Berisi Rambut di Ovarium Wanita Ini

Akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah klinik 24 jam di Jurong West Road 1.

Ilustrasi lelaki sakit perut (Shutterstock)

"Ketika aku tiba di klinik, aku menyerahkan kartu medis dan izin kerjaku sesuai dengan instruksi. Namun, staf administrasi menyuruhku pergi setelah melihat izin kerjaku," tutur Pang.

Dia menambahkan, kemungkinan ia akan mengerti jika klinik menolaknya karena ia memiliki gejala demam. Namun, klinik itu bahkan tidak memeriksa suhunya atau mengajukan pertanyaan tentang kondisinya yang membingungkan dirinya.

Pang pun mengatakan ia pulang ke rumah masih dalam kondisi kesakitan, tapi untungnya ia menjadi lebih baik pada hari berikutnya.

Padahal, meski Pang berasal dari Jiangsu, ia mengaku belum pernah mengunjungi keluarganya selama musim Tahun Baru Imlek kemarin.

Baca Juga: Ngeluh Sakit Perut, Ternyata Ada Kista di Indung Telur Wanita Ini

"Terakhir aku kembali ke China adalah pada bulan September tahun lalu, dan aku tinggal di kampung halamanku selama lebih dari 10 hari sebelum kembali bekerja di Singapura," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI