Suara.com - Seorang ibu asal Inggris merasa patah hati atas kematian bayinya karena terlalu lama menunggu antibiotik untuk mengatasi sepsis.
Lewys Crawford, bayi usia 3 bulan dari Inggris ini meninggal dunia karena septikemia meningokokus di Rumah Sakit Universitas Wales di Cardiff.
Hasil pemeriksaan di Pontypridd Coroner's Court, Lewys diduga meninggal dunia karena menderita sepsis yang mematikan.
Namun, dokter mengabaikan gejalanya dan menyebut Lewys hanya terkena virus. Bahkan dokter baru mendiagnosis penyakit Lewys setelah 8 jam tiba di rumah sakit.
Baca Juga: Aplikasi Ini Bisa Deteksi Virus Corona
Kirsty Link, ibu Lewys mengatakan anaknya sempat tertawa bahagia dan tidur sebelum jatuh sakit. Saat anaknya tidur, Kirsty mendengar napas anaknya berat dan suhu tubuhnya meningkat.
Kirsty pun segera membawa Lewys ke departemen A&E anak sekitar pukul 20.15 malam waktu setempat. Lalu, Lewys dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Noah's Ark setelah 3 jam.
"Tubuh Lewys mendadak bengkak dan berubah warna ungu. Saya terus menanyakan kondisinya kepada dokter tentang penyakit anak saya, tetapi mereka tidak mendiagnosis apapun," kata Kirsty dikutip oleh The Sun.
Sampai akhirnya, dokter mendiagnosis Lewys menderita meningitis setelah sehari menjalani perawatan di rumah sakit.
Saat itu keluarga sangat mengkhawatirkan kondisi Lewys yang terancam meninggal. Apalagi Lewys harus menunggu 8 jam untuk mendapatkan antibiotik.
Baca Juga: Mata Lucinta Luna Sayu dan Bicara Tak Karuan, Ciri-Ciri Pengguna Narkoba?
"Saya sangat khawatir dengan lamanya waktu yang dibutuhkan dokter untuk mendiagnosis dan memberinya antibiotik," ujarnya.