Suara.com - Menjawab keraguan masyarakat dan beberapa pihak terkait kapabilitas Indonesia mendeteksi virus corona atau virus yang bernama resmi Covid-19, Kementerian Kesehatan akhirnya mempublikasi secara langsung prosedur pemeriksaan sampel Covid-19 di Badan Litbangkes, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2020).
Prosedur pemeriksaan sampel ini langsung diamati oleh perwakilan Badan Kesehatan Dunia, WHO Indonesia, Dr. Vinod Kumar Bura. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Litbangkes, Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed, juga memastikan pemeriksaan spesimen telah mengikuti standar WHO dan dikerjakan di Lab Biosafety Level (BSL) 2.
"Itu sudah ada pedomannya dan semua negara menggunakan BSL 2. Kita tidak keluar dari alur minimal yang ditetapkan WHO,” kata Dr. Vivi sesaat sebelum memasuki laboratorium.
Dr. Vivi menjelaskan, setidaknya laboratorium Litbangkes memiliki 3 fasilitas utama untuk menyimpan spesimen yang didapat dari pasien yakni fasilitas BSL 2, BSL 3, dan Lab Biorepository. Alat-alat ini setiap tahunnya diperiksa dan diakreditasi oleh WHO.
Baca Juga: Nasabah Terkena Virus Corona, AIA Beri Rp 1,5 Juta Rawat Inap Per Malam
"Setiap tahun WHO melakukan quality assurance atau akreditasi ke lab kami, dan tiap tahun memang ada orang dari WHO datang untuk akreditasi Lab,” jelas Dr. Vivi.
Adapun prosedur pemeriksaan dibagi dalam tiga bagian yakni penerimaan, pemeriksaan, dan pelaporan. Di tahap penerimaan, spesimen diambil dari pasien di rumah sakit rujukan kemudian dikirim ke Lab Badan Litbangkes.
Untuk memastikan lebih lanjut keakuratan, spesimen yang diterima tidak hanya 1, tapi minimal yang didapat haruslah 3 spesimen dari 1 pasien.
Berlanjut ke tahap pemeriksaan, pada tahap ini spesimen yang diterima Lab Badan Litbangkes diekstraksi untuk diambil RNA-nya (Ribonucleic Acid) atau pembawa informasi genetik virus. Setelah RNA didapat, lalu dicampurkan dengan Reagen (alat pendeteksi virus) untuk pemeriksaan dengan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (PCR).
PCR merupakan pemeriksaan dengan menggunakan teknologi amplifikasi asam nukleat virus, untuk mengetahui ada tidaknya virus atau DNA virus, dan untuk mengetahui genotipe virus yang menginfeksi bisa dilakukan sekuensing.
Baca Juga: Data Terkini Korban Tewas Akibat Virus Corona di China Tembus 1.110 Orang
Setelah itu dimasukan ke mesin yang gunanya untuk memperbanyak RNA supaya bisa dibaca oleh spektrofotometer. Hasilnya, akan didapat positive control dengan gambaran kurva sigmoid, sedangkan negative control tidak terbentuk kurva (mendatar saja).