Kisah Pilu Abil si Anak Petani, Cedera Kepala Akibat Tertimpa Balok

Rabu, 12 Februari 2020 | 08:33 WIB
Kisah Pilu Abil si Anak Petani, Cedera Kepala Akibat Tertimpa Balok
Ilustrasi pasien anak dirawat di rumah sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah pilu datang dari Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Seorang anak bernama Abil tergeletak lemah tak berdaya di Rumah Sakit Kalbu Intan Medika Pangkalpinang sejak awal Januari 2020.

Dokter bernama dr Harapan Sidabutar yang bertugas di RS Kalbu Intan Medika Pangkalpinang menuturkan di laman kitabisa.com, Abil adalah seorang anak petani yang dikenal riang dan dan rajin belajar.

Suatu hari, anak dari pasangan Pitriyadi dan Morsopi tersebut ikut sang ayah ke kebun untuk memetik buah manggis.

Nahas, balok kayu besar yang digunakan untuk memetik buat manggis jatuh dan menimpa bagian kepalanya. Kaki Abil seketika lumpuh tak bisa bergerak.

Baca Juga: Kisah Pilu Anak Buruh Sawit Derita Leukimia, Yuk Bantu!

Tak hanya lumpuh, perlahan Abil juga mulai kehilangan kesadaran dan koma.

Setelah menjalani pemeriksaan, Abil Muwahid didiagnosis mengidap cedera kepala berat atau Epidural Hematome.

Dokter lalu menyarankan agar Abil segera melakukan operasi bedah otak untuk melakukan dekompresi otak yang mengalami pendarahan.

Sayangnya, Abil dari keluarga pas-pasan. Padahal jika operasi tak segera dilakukan, kondisinya akan semakin memburuk bahkan dapat berakibat fatal.

"Pak Pitriyadi dan Bu Morsopi terus ikhtiar sekuat tenaga. Namun memang tabungan mereka sudah habis hanya untuk biaya transport ke rumah sakit. Mereka juga tak punya barang berharga untuk dijual," tulis dr Harapan Sidabutar.

Baca Juga: Kisah Pilu Supir Ojol, Anak Lahir dengan Empat Penyakit Butuh Uluran Tangan

Diceritakan lebih lanjut, sang ayah yang hanya seorang petani, memiliki penghasilan 1 juta per bulan. Padahal biaya yang diperlukan untuk kesembuhan Abil tak main-main jumlahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI