Suara.com - Pada awal 2020 lalu, US News dan World Report memberi peringkat diet ketogenik sebagai diet terburuk dalam beberapa kategori. Meski begitu, popularitas diet ini tetap merangkak naik.
Sekarang, sebuah studi baru dari Australian Institute of Sport dan Australian Catholic University yang dilakukan pada atlet membuktikan, atlet yang melakukan diet keto menunjukkan peningkatan risiko kerusakan tulang yang lebih besar.
Hasil berbeda terlihat pada atlet yang melakukan diet tinggi karbohidrat. Berdasarkan penelitian, atlet yang diet tinggi karbohidrat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari saat awal penelitian.
Ternyata, setelah atlet yang melakukan diet keto menambahkan karbohidrat pada pola makan mereka, terlihat ada peningkatan kesehatan tulang. Namun kekuatannya tetap tidak maksimal.
Baca Juga: Ketogenik Dinilai sebagai Diet Terburuk, Pakar: Tidak untuk Semua Orang
Hasil ini menunjukkan bahwa diet keto, entah bagaimana, dapat mempercepat kerusakan tulang atlet selama latihan intens, dan menghambat pemulihan.
"Kami percaya bahwa diet keto dapat memengaruhi metabolisme tulang karena efek perubahan drastis pada ketersediaan karbohidrat pada hormon-hormon tertentu, bersama dengan faktor-faktor lain," kata Louise Burke, penulis utama studi dari Australian Institute of Sport.
Di sisi lain, dilansir Insider, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa diet keto tidak berdampak pada kesehatan tulang untuk pasien diabetes yang menjalani diet keto selama dua tahun.
Kekurangan dari penelitian Burke ini adalah alasan bagaimana diet keto dapat memengaruhi tulang dalam periode waktu yang lebih lama belum begitu jelas. Dan apakah atlet mungkin dapat beradaptasi dengan diet tidak diketahui.
Diet keto diketahui membutuhkan waktu untuk menyesuaikan tubuh, dan selama periode itu orang yang baru melakukannya mungkin mengalami gejala seperti kelelahan dan dehidrasi.
Baca Juga: 5 Berita Kesehatan Menarik: Manfaat Diet Ketogenik, Nama Bayi Populer 2018