Kolesterol Terbagi Menjadi Si 'Baik' & Si 'Jahat', Ketahui Perbedaannya!

Rabu, 12 Februari 2020 | 07:00 WIB
Kolesterol Terbagi Menjadi Si 'Baik' & Si 'Jahat', Ketahui Perbedaannya!
Kadar Kolesterol. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang yang 'takut' dengan kolesterol. Padahal, tidak semua jenis kolesterol itu buruk untuk tubuh. Ada dua jenis kolesterol, low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL).

HDL sering dianggap sebagai kolesterol 'baik' karena kemampuannya untuk membantu menghilangkan kolesterol 'jahat' LDL yang dapat menumpuk di arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dilansir Insider, berikut penjelasan dari masing-masing jenis kolesterol yang perlu Anda ketahui.

HDL, Si kolesterol 'baik'

Baca Juga: Kadar Kolesterol Punya Dampak pada Fungsi Kognitif, Begini Penjelasannya

Tubuh membutuhkan kolesterol HDL untuk mengambil kelebihan kolesterol LDL di dalam darah. Kolesterol yang berlebihan kemudian dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.

Seberapa baik kolesterol mengalir kembali ke hati menentukan seberapa efektif HDL dapat melakukan tugasnya.

Patokan baik untuk kolesterol HDL menurut Robert Bales, dokter keluarga di Cleveland Clinic, umumnya adalah 30 miligram per desiliter (mg / dL).

Olahraga teratur dan pola makan berperan dalam meningkatkan HDL.

LDL, Si kolesterol 'jahat'

Baca Juga: Ini Dia 'Senjata' Baru Lawan Kolesterol

Tingkat LDL yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.

Apabila kadar LDL lebih tinggi daripada HDL, bisa membuat Anda berisiko mengalami aterosklerosis, penebalan dan pengerasan pembuluh darah akibat terlalu banyak plak yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Adalah hal yang baik untuk menjaga kadar LDL di bawah 100mg/dL, kata Bales. Tetapi jika seseorang memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti riwayat keluarga penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau merokok, maka harus lebih rendah lagi yaitu sekitar 70mg/dL.

Secara umum, kadar HDL yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Tetapi terlalu banyak HDL juga dapat menyebabkan respons peradangan pada sel-sel kekebalan tubuh, menurut sebuah studi 2016 dalam jurnal Cell Metabolism.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI