Suara.com - Seorang balita berusia 4 tahun asal Colorado meninggal akibat menderita flu. Sebelum meninggal, balita tersebut dalam kondisi flu parah lantaran sang Ibu tidak memberinya obat yang telah diresepkan dokter, Tamiflu.
Alih-alih menggunakan obat dokter, sang Ibu justru merawat putranya yang demam 38,8 derajat Celcius dengan pemberian ASI, dan 'solusi alami' lainnya.
Dilansir Insider, sang Ibu melakukannya atas saran dari orang-orang yang termasuk dalam kelompok anti-vaksinasi di Facebook.
"Ya, itu menakutkan, dokter mengatakan kepadaku untuk memberikan dua anakku yang lain dan diriku sendiri obat itu agar aku tidak tertular," tulis sang Ibu dalam kolom komentar di Facebook.
Baca Juga: Karena Kombinasi Obat HIV dan Flu, Pasien 70 Tahun Sembuh dari Virus Corona
Beberapa hari kemudian putranya dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis menderita komplikasi akibat flu yang menyebabkannya meninggal.
Tamiflu merupakan obat oral yang umum diresepkan pada pasien yang memiliki gejala awal flu untuk mencegah penyakit dalam jangka panjang dan dampak virus, seperti demam tinggi, batuk, serta kedinginan.
Menurut WebMD, obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan virus daripada memberantasnya. Inilah yang membuatnya penting untuk dikonsumsi pada masa awal virus menyerang.
Obat ini juga telah terbukti efektif dalam menghentikan penyebaran flu dan direkomendasikan untuk orang yang telah terpapar dan mungkin belum memiliki gejala, seperti anggota keluarga satu rumah.
Meski Tamiflu dapat menurunkan gejala flu, bukan berarti obat ini dapat menggantikan vaksin. Vaksin tetap menjadi hal yang penting.
Baca Juga: Tak Hanya Virus Corona, Kemenkes Juga Antisipasi Wabah Flu Burung
Insiden ini terjadi pada Rabu (5/2/2020) pekan lalu. Kita dapat bejalar dari kasus ini untuk tidak mengabaikan nasihat dokter dan menggunakan metode pengobatan lain yang belum tentu terbukti secara ilmiah.