Akhirnya, Ilmuwan akan Segera Umumkan Nama Resmi dari Virus Corona

Kamis, 06 Februari 2020 | 10:55 WIB
Akhirnya, Ilmuwan akan Segera Umumkan Nama Resmi dari Virus Corona
Ilustrasi virus corona (coronavirus) Wuhan, China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona Wuhan hingga Kamis (6/2/2020) telah menginfeksi 28.018 orang dan menyebabkan 563 orang meninggal dunia. Kabar baiknya, angka kesembuhan dari wabah penyakit seperti pneumonia ini juga mengalami peningkatan, yaitu 1.020.

Selama ini, kita menyebutnya sebagai virus corona. Padahal, ini adalah nama dari kelompok virus yang dimilikinya. Kemudian, virus penyebab masalah pernapasan ini pun diberi nama sementara, yaitu 2019-nCoV. Tetapi nama ini sulit diucapkan.

Hanya untuk menamai sang virus berbahaya ini, sekelompok ilmuwan telah berdiskusi untuk menemukan istilah yang tepat. Kepada BBC, mereka mengaku akan mengumumkannya.

"Penamaan virus baru seringkali tertunda dan fokusnya sampai sekarang hanya pada respons kesehatan masyarakat, yang mana kondisi ini dapat dimengerti," ujar Crystal Watson dari Johns Hopkins Center for Health Security.

Baca Juga: Berdasar Laporan, Belum Ada Obat yang Efektif untuk Melawan Virus Corona

Meski begitu, kata Watson, penamaan seperti ini juga harus menjadi prioritas.

Warga di Kota Wuhan tergeletak di jalanan diduga tewas karena virus corona, foto diambil pada Kamis (30/1/2020). (Foto: AFP / Hector Retamal)
Warga di Kota Wuhan tergeletak di jalanan diduga tewas karena virus corona, foto diambil pada Kamis (30/1/2020). (Foto: AFP / Hector Retamal)

Untuk membedakan virus ini, para ilmuwan telah menyebutnya sebagai virus baru atau virus corona. Dinamai dengan 'virus corona' karena paku yang menonjol seperti mahkota ketika dilihat melalui mikroskop.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan nama sementara 2019-nCoV. Nama ini mencakup tahun ditemukannya virus, 'n' untuk menunjukkan novel atau new (baru), dan 'CoV' untuk nama kelompok virus corona.

"Nama yang sekarang tidak mudah digunakan dan media serta publik menggunakan nama lain untuk virus ini. Bahaya ketika kita tidak memiliki nama resmi adalah orang-orang mulai menggunakan istilah seperti Virus China, dan itu dapat menyebabkan reaksi balik terhadap populasi tertentu," sambungnya.

Dengan adanya media sosial, nama tidak resmi akan mudah dipertahankan dan sulit untuk diubah, tambahnya.

Baca Juga: Meludahi Tombol Lift, Pria Ditangkap Polisi Diduga Terjangkit Virus Corona

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI