Suara.com - Selama ini, yang kita tahu, selain diberikan vaksin HPV (Human Papillomavirus) untuk mencegah kanker serviks, perempuan (terutama yang sudah menikah) disarankan untuk menjalani papsmear untuk mendeteksi adanya sel kanker di leher rahim atau serviks.
Kini, sebuah temuan metode skrining kanker serviks berhasil dikembangkan RS Kanker Dharmais. Metode itu dinamakan Hybrid Capture 2 DNA HPV, yang bisa mendeteksi adanya virus HPV dalam bentuk DNA yang jadi penyebab kanker serviks. Dengan metode ini, keberadaan virus bisa diketahui bahkan sebelum terjadinya kanker.
"Hal ini akan meningkatkan harapan hidup penderita, menurunkan biaya pengobatan, serta menurunkan angka kematian karena kanker serviks," ujar Direktur Utama RS Kanker Dharmais Prof. dr. H. Abdul Kadir, PhD, Sp. THT KL (K), MARS, melalui rilis yang diterima Suara.com, Rabu (5/2/2020).
Metode skrining ini disebut-sebut telah terbukti ampuh menurunkan angka kematian 51 persen dari kanker serviks. Angka yang cukup jauh dibanding papsmer yang hanya 17 persen dan IVA 19 persen.
Baca Juga: Microsoft Kembangkan Teknologi AI Pendeteksi Kanker Serviks
Tidak hanya itu, dikatakan juga metode HPV DNA ini memiliki tingkat akurasi sangat tinggi mencapai 96 persen. Ditambah tindakan yang dilakukan per lima tahun sekali membuat biaya lebih ekonomis dibanding papsmear yang harus dilakukan satu tahun sekali.
Karena hal inilah, WHO kemudian merekomendasikan tes HPV DNA dibanding metode IVA dan papsmear. Jadilah, Prof. Abdul meminta perempuan yang sudah berhubungan seks dan berusia di atas 30 tahun untuk melakukan skrining kanker serviks.
"Agar wanita usia 30 tahun hingga 50 tahun melakukan skrining kanker serviks secara berkala agar terhindar dari kanker serviks," imbuh dia.
Sementara itu, data terbaru menyebutkan sebanyak 14.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 perempuan meninggal akibat kanker serviks di Indonesia.
Hal ini menandakan dalam 1 jam terdapat 1 orang perempuan di Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks. Juga berdasarkan data Globocan 2012, kanker rahim di Indonesia jadi kanker tertinggi kedua pada perempuan setelah kanker serviks.
Baca Juga: Selain Berhubungan Seks, Rokok dan Diet Tingkatkan Risiko Kanker Serviks!
Juga data kanker di RS Dharmais pada 2005 hingga 2007 menunjukkan kanker serviks, jadi kanker terganas kedua pada wanita yakni dengan angka 18,3 persen. Bahkan di Jakarta kasus kanker serviks jadi kanker tertinggi kedua dengan perbandingan 9,31 per 100.000 penduduk.