Suara.com - Penyanyi kenamaan dunia, Justin Bieber, mengaku dirinya sudah memakai ganja sejak berusia 12 atau 13 tahun dan ia menyadari langsung menyukainya.
Dalam tayangan dokumenternya pada 28 Januari 2020 yang berjudul Seasons, ia juga mengaku telah menggunakan narkoba, seperti 'magic' mushroom, molly, hingga lean.
Akibatnya, ia akan merokok ganja dan mengonsumsi obat setiap pagi. Pada malam harinya, security harus memeriksa denyut nadinya.
"Aku seperti sedang sekarat. Orang-orang tidak tahu seberapa seriusnya hal itu, benar-benar menakutkan," kata Justin dalam dokumenter, dilansir Insider.
Baca Juga: Justin Bieber Gunakan Metode Infus NAD+ untuk Dampak Kecanduan, Amankah?
Meski Justin pernah berhenti, tetapi ia mengaku tidak pernah berniat melakukannya. Jadi, dia kambuh lagi.
Menurut Justin, alasan mendasar dari kecanduannya adalah masa kecil yang kelam, popularitasnya di industri musik dan citra dirinya yang dianggap negatif menyebabkan kecemasan dan depresi.
Meskipun ada banyak faktor kompleks dan saling terkait yang dapat membuat beberapa orang lebih berisiko menjadi kecanduan, dan lingkungan adalah kuncinya.
Menurut National Institute on Drug Abuse, stres dan bimbingan orangtua dapat sangat memengaruhi kemungkinan seseorang menggunakan narkoba.
Penelitian juga mengaitkan trauma masa kanak-kanak (yang bisa bersifat emosional, bukan fisik) dengan risiko tinggi dalam menggunakan obat terlarang.
Baca Juga: Justin Bieber Lakukan Terapi Oksigen Hiperbarik, untuk Apa?
Sebuah studi menemukan, hampir 45% partisipan yang alami trauma berat dapat bergantung pada ganja dalam satu titik di kehidupan mereka.